Utang TPPI US$ 300 Juta ke Pertamina Dibayar Sekaligus  

Reporter

Editor

Jumat, 9 September 2011 13:58 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Utang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) ke Pertamina sebesar US$ 300 juta akan dibayarkan tunai dalam satu tahap. "Utang tersebut akan dibayarkan sekaligus," kata Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat, 9 September 2011.

TPPI dikabarkan sudah berkomitmen melakukan pembayaran tunai utangnya ke Pertamina sebesar US$ 300 juta. TPPI juga sepakat menerbitkan jaminan untuk pelunasan utang senilai US$ 248 juta yang harus dicicil TPPI selama 10 tahun. Jaminan yang akan diberikan berupa standby Letter of Credit (L/C) yang sewaktu-waktu dapat dicairkan jika TPPI gagal bayar.

Menurut Irnanda, utang US$ 300 juta tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 60 hari setelah kedua belah pihak menandatangani Master of Restructuring Agreement (MRA). Namun begitu, Irnada belum bisa menyebutkan kapan persetujuan tersebut akan ditandatangani.

Pada siang ini direncanakan akan diadakan pertemuan kembali antara TPPI, Pertamina, BP Migas, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). "Hari ini baru paraf saja, artinya disepakati dulu term of condition-nya. Setelah itu akan dibawa ke jaksa pengacara negara, melalui Jamdatun, untuk dilakukan review secara legal. Jika dinilai tidak melanggar hukum, barulah MRA akan ditandatangani," kata Irnanda.

Nantinya, pengembalian utang yang diterima bisa digunakan untuk berbagai keperluan Pertamina. Berbagai hal yang bisa dilakukan Pertamina di antaranya adalah memperbaiki kilang-kilang yang sudah tua, memperbaiki atau mengganti kapal-kapal tua atau rusak, dan juga untuk berbagai ekspansi.

"Juga untuk membiayai anak perusahaan. Seperti diketahui, sekitar 90 persen pendapatan Pertamian diperoleh dari anak usaha. Oleh karena itu, dana tersebut juga harus disalurkan agar anak usaha bisa tumbuh dengan baik," ucap Irnanda.

Seperti diketahui, utang TPPI saat ini sekitar U$ 1 miliar atau sekitar Rp 9,92 triliun. Utang tersebut meliputi utang kepada Pertamina sekitar Rp 5,06 triliun, utang kepada Pemerintah (BPPN/PPA) Rp 3,26 triliun, dan utang kepada BP Migas sekitar Rp 1,66 triliun.

Irnanda berharap penyelesaian utang tersebut akan dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan sehingga menghasilkan keputusan yang adil bagi semua pihak. Pemerintah juga akan mengundang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan pengacara pihak-pihak yang terkait.

"Nanti mereka juga akan mengevaluasi hak yang akan diterima. Kami berharap nantinya negara diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan sesuai term of condition yang telah ditetapkan," ucap Irnanda.

Sebelumnya, dua perusahaan yang berkedudukan di Belanda yang juga kreditur TPPI, yaitu Argo Capital BV dan Argo Global Holdings BV juga mengajukan pernyataan pailit terhadap TPPI. Namun, permohonan tersebut akhirnya dicabut oleh kedua perusahaan tersebut dalam sidang di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, kemarin. Pencabutan dilakukan karena kedua perusahaan tersebut memberikan kesempatan kepada TPPI untuk menyelesaikan MRA terlebih dahulu.

EVANA DEWI

Berita terkait

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu

15 November 2023

Utang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu

Bank Indonesia mengungkap utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BI: Utang Luar Negeri RI Agustus Turun Menjadi USD 395,1 Miliar

16 Oktober 2023

BI: Utang Luar Negeri RI Agustus Turun Menjadi USD 395,1 Miliar

Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2023 turun dibandingkan dengan Juli 2023. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 395,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan akhir Juli 2023 yang mencapai 397,1 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

Mengenal Current Ratio dan Cara Perhitungannya

13 September 2023

Mengenal Current Ratio dan Cara Perhitungannya

Current ratio adalah sebuah alat pengukur kemampuan suatu usaha dalam membayar kewajiban jangka pendek. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sebut Kondisi BUMN Sehat, Erick Thohir Jelaskan Rumus Rasio Utang

17 Agustus 2023

Sebut Kondisi BUMN Sehat, Erick Thohir Jelaskan Rumus Rasio Utang

Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN saat ini dalam kondisi sehat, tercermin dari terus menurunnya rasio utang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Lama Menjadi Pasien IMF

21 Oktober 2022

Indonesia Lama Menjadi Pasien IMF

Menurut IMF tindakan yang harus segera didahulukan untuk mengatasi krisis moneter 1998 adalah memecahkan masalah utang swasta luar negeri.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar

17 Oktober 2022

Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar

Utang luar negeri Indonesia pada akhir bulan sebesar US$ 397,4 miliar, lebih rendah ketimbang posisi Juli lalu yang sebesar US$ 400,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD 403 Miliar

15 Agustus 2022

Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD 403 Miliar

Utang Luar Negeri RI pada triwulan II turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 412,6 miliar.

Baca Selengkapnya

Juni 2022, Utang Pemerintah Rp 7.123 T, Kemenkeu: Rasio dalam Batas Aman

4 Agustus 2022

Juni 2022, Utang Pemerintah Rp 7.123 T, Kemenkeu: Rasio dalam Batas Aman

Utang pemerintah tercatat Rp7.123,6 triliun pada Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Swasta Februari USD 206,3 M, Terbesar dari Jasa Keuangan

15 April 2022

Utang Luar Negeri Swasta Februari USD 206,3 M, Terbesar dari Jasa Keuangan

Bank Indonesia mencatat utang luar neger Indonesia turun dari US$ 413,6 miliar menjadi Rp 416,3 miliar.

Baca Selengkapnya