BPPN Ingin Komite Ekskutif Kelola Perdagangan APP

Reporter

Editor

Jumat, 12 Desember 2003 16:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:BPPN menginginkan pembentukan executive committee atau komite eksekutif yang independen dan profesional. Pembentukan komite ini dimaksudkan untuk mengelola perdagangan Asia Pulp and Paper Co Ltd (APP). “Kita bukan pada posisi mengendalikan perdagangan pulp and paper. Jadi kita bukan membentuk perusahaan yang kemudian nanti manajemennya sepenuhnya dikontrol oleh asing,” kata kata Deputi Ketua BPPN bidang Asset Mangement Credit Mohammad Syahrial kepada wartawan di Kantor BPPN Jakarta, Selasa (17/12). Syahrial menjelaskan fungsi dari komite eksekutif adalah dalam hal pengambilan keputusan. Sehingga nantinya dibutuhkan independent financial controller, independent monitoring accounter, independent industrial expert. “Untuk mengontrol operation. Jadi bukan dari pihak keluarga (Eka Wijaya, pemilik APP),” tambah dia. Tapi, ia menegaskan jika kreditur asing, seperti ECA ingin membuat institusi sendiri, maka BPPN akan menolak. “Begitu juga menurut Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) itu dikatakan akan menjadi monopolistik,” kata Syahrial. Ia mengaku sudah ada surat dari Bapepam mengenai hal ini. Syahrial mengatakan BPPN sendiri bukan pada kapasitasnya mengelola perdagangan APP. Karena itu pihaknya menginginkan pembentukan komite eksekutif. “Kita hanya bisa sebatas maksimal itu. Karena concern (perhatian) kita adalah bagaimana mengontrol uang tersebut,” jelas dia. Dia menambahkan kreditur asing meminta keinginan pembentukan komite ini tidak dimasuukan dalam perjanjian restrukturisasi utang yang akan ditandatangi Rabu (18/12) besok. Menurut Syahrial keinginan ini akan dibahas lebih lanjut dengan kreditur asing dan debitur. Sedangkan dalam penandatanganan besok hanya difokuskan pada restrukturisasi utang. (SS Kurniawan --- Tempo News Room)

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

10 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

17 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

27 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

27 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

42 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

46 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

51 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

1 jam lalu

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

P2G menerima sejumlah laporan dari guru honorer yang dipecat sekolah setelah kedatangan guru PPPK.

Baca Selengkapnya