Produksi Nihil, Harga Cengkeh Melangit  

Reporter

Editor

Kamis, 4 Agustus 2011 18:16 WIB

Cengkeh. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Batang - Sejumlah petani cengkeh di Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengaku, tak bisa menikmati cengkeh yang selama ini menjadi salah satu komoditas andalan perkebunan mereka. Kejadian yang telah berlangsung dua tahun ini akibat produksi tanaman cengkeh yang tak lagi berbunga akibat perubahan musim ekstrem.



“Tak ada yang bisa dipanen, karena pohon memang tak produktif,” ujar Herman Wibowo, petani cengkeh di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, saat ditemui di kediamannya, Kamis, 4 Agustus 2011.



Langkanya produksi bunga yang bisa dijual ini membuat para petani hanya bisa berandai, ketika sejumlah pedagang menawarkan harga hingga Rp 175 ribu per kilogram. Harga ini tergolong paling tinggi secara nasional dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. “Harga ini tak wajar, biasanya antara Rp 25 hingga Rp 50 ribu,” ujar Herman.


Advertising
Advertising


Dia mengaku, dari total lahan perkebunan miliknya seluas 20 hektare tak satu pun menghasilkan bunga cengkeh. Untuk menambah pemasukan, ia terpaksa menjual daun cengkeh yang telah berguguran kepada sejumlah pengepul untuk dijadikan minyak atsiri. “Meski harganya cenderung murah, yakni seribu per kilogram."



Kondisi cuaca dalam dua tahun terakhir ini membuat tanaman cengkeh yang dimiliki petani tak produktif. Penyebabnya hujan turun dalam intensitas tinggi dalam kurun waktu lama sehingga tanaman mandul.



Herman memastikan, kondisi ini juga terjadi di daerah lain seperti Minahasa, hal ini ia ketahui berdasarkan koordinasi sesama petani perkebunan yang biasa menghasilkan cengkeh.



Anggota Komisi Perindustrian Perekonomian dan BUMN Hendrawan Supratikno menilai gagal panen cengkeh ini tak hanya terjadi di dalam negeri, namun juga terjadi di luar negeri. Kondisi ini berpengaruh dalam industri dalam negeri dan dikhawatirkan berdampak pada sektor bisnis berbahan baku cengkeh. “Harga di negara lain penghasil cengkeh juga naik dari US$ 3,5 menjadi US$ 17,5,” ujar Hendrawan. Ini menambah biaya tinggi ketika dihadapkan pada hasil kalkulasi kebutuhan cengkeh secara nasional yang mencapai 54 ribu ton per tahun.

EDI FAISOL

Berita terkait

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

1 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

33 hari lalu

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

47 hari lalu

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

57 hari lalu

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.

Baca Selengkapnya

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

20 Januari 2024

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

Angka letusan konflik yang terjadi di era Jokowi, menurut KPA, mengalami kenaikan dua kali lipat (100 %) dibanding satu dekade pemerintahan SBY.

Baca Selengkapnya

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

15 Januari 2024

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 241 konflik agraria sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

11 Januari 2024

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

Anies menyebut, sektor agromaritm dapat menurunkan angka pengangguran hingga 44 persen.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

11 Januari 2024

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

Memanfaatkan tanah milik negara untuk kepentingan bisnis tertentu dibolehkan. Mengajukan HGU biasanya untuk tanah yang luas dalam waktu panjang.

Baca Selengkapnya

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

8 Desember 2023

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

2 November 2023

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Menteri Airlangga membeberkan langkah pemerintah menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak signifikan terhadap industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya