TEMPO Interaktif, Jakarta - Jumlah bank perkreditan rakyat (BPR) mengalami penyusutan. Sepanjang semester pertama 2011, jumlah BPR telah berkurang 18 perusahaan, yakni dari 1.700 BPR pada awal tahun menjadi 1.682 BPR per akhir Juni.
"Banyak BPR ditutup karena kredit macet (NPL)," ujar Deputi Direktur Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Bank Indonesia, Mahdy Mahmudy, di Jakarta Convention Center, Rabu, 3 Agustus 2011.
Bank-bank perkreditan itu, Mahdy melanjutkan, terpaksa dilikuidasi karena terlalu banyak menghadapi masalah fraud (penggelapan dana) dan kredit bermasalah. Hal itu akibat penyaluran dan pengelolaan kredit manajemen BPR yang tidak hati-hati. Selain itu, persoalan permodalan masih menjadi kendala.
Menurut catatan Bank Indonesia, dari 1.682 BPR yang ada, NPL gross-nya hingga akhir Juni 2011 mencapai 6,22 persen. Tingkat kredit seret sebesar itu dinilai sudah termasuk mengkhawatirkan. Pasalnya, Bank Indonesia masih mematok batas maksimum NPL sebesar 5 persen bagi bank secara umum.
Bank Indonesia mencatat pertumbuhan penyaluran kredit usaha kecil dan menengah oleh BPR mencapai Rp 1,391 triliun per Juni. Sementara itu, kredit mikro mencapai Rp 2,17 triliun.
Namun, total kredit bermasalah sektor usaha kecil dan menengah telah mencapai Rp 1,56 triliun atau 8,19 persen. Rata-rata ini lebih tinggi dari total NPL gross kredit usaha kecil-menengah perbankan umum yang mencapai 4,59 persen atau Rp 20,037 triliun.
Begitu juga NPL kredit mikro BPR. Per Juni mencapai 6,31 persen atau Rp 2,34 triliun, lebih tinggi dari NPL gross kredit MKM perbankan di kisaran 2,99 persen atau Rp 32 triliun.
Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Joko Suyanto mengakui ada sejumlah BPR yang mengalami missmanagement. Para pengelola lalai dan tak berhati-hati menyalurkan kredit. Misalnya, kredit diberikan kepada orang yang sebenarnya tidak bankable.
Meski demikian, menurut Joko, persoalan BPR bukan hanya itu. Secara umum, BPR juga bermasalah dalam aspek bisnisnya. "Kondisinya semakin memburuk," kata Joko saat dihubungi kemarin.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita terkait
Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum
8 hari lalu
Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?
Baca SelengkapnyaOJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya
8 hari lalu
Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran
16 hari lalu
Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.
Baca SelengkapnyaOJK Cabut Izin Usaha PT BPR Bali Artha Anugrah, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah
24 hari lalu
Setelah izin usaha izin PT BPR Bali Artha Anugrah dicabut oleh OJK, maka LPS langsung menyiapkan proses pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?
47 hari lalu
Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.
Baca SelengkapnyaLPS Mulai Bayar Simpanan Nasabah BPR Aceh Utara, Tahap Pertama Lebih dari Rp 500 Juta
52 hari lalu
LPS mulai membayar simpanan nasabah BPR Aceh Utara pada hari ini. Untuk tahap pertama, LPS membayar Rp 538,83 juta.
Baca SelengkapnyaBPR Berguguran, Pengamat Prediksi Jumlah akan Terus Berkurang
52 hari lalu
Sejumlah BPR gulung tikar. Pengamat memprediksi dalam lima tahun jumlah BPR akan berkurang dari 1.400 menjadi 1.000an.
Baca SelengkapnyaOJK Sudah Tutup 7 BPR, Pengamat Perbankan: Utamanya Bukan Fraud, Tapi Kalah Saing
53 hari lalu
OJK sudah menutup 7 BPR sejak Januari 2024. Arianto menyebut mereka tutup karena lemahnya manajemen dan tata kelola, serta kalah saing dan permodalan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk
54 hari lalu
Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.
Baca SelengkapnyaSudah 6 BPR Ditutup OJK Tahun Ini, LPS: Nasabah dan Masyarakat Tak Perlu Khawatir
59 hari lalu
OJK menghentikan operasional 6 BPR di awal tahun ini, namun LPS berharap nasabah dan masyarakat tetap tenang karena simpanan mereka dijamin.
Baca Selengkapnya