TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perhubungan kembali memperingatkan PT Lion Mentari Airlines yang tak mematuhi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pengangkutan Penyandang Cacat. "Kami mengingatkan, aturan itu seharusnya diberlakukan," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, kepada Tempo, Selasa, 12 Juli 2011.
Bambang mengatakan peringatan itu disampaikan langsung kepada manajemen Lion Air pekan lalu. Mereka dipanggil untuk dimintai penjelasan tentang laporan penyandang cacat ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Laporan dari tim Kementerian menunjukkan bahwa Lion Air sudah lama tak memberlakukan ketentuan dalam beleid itu.
Padahal Kementerian sudah mengirim imbauan kepada seluruh maskapai agar menaati undang-undang. Bambang kembali menegaskan bahwa penyandang cacat tak dapat dikategorikan sebagai orang sakit. Namun mereka harus mendapat perlakuan dan fasilitas khusus karena memiliki keterbatasan. "Bukan justru diminta mengisi formulir orang sakit."
Lima penyandang cacat, yakni Didi Tarsidi, Rina Prasarani, Ridwan Sumantro, Rianty Ekowaty, dan Sugiyo, sebelumnya melaporkan Lion Air kepada Komnas HAM. Seorang tunanetra, Sugiyo, mengaku tersinggung oleh permintaan petugas Lion Air agar menandatangani surat yang menyatakan dirinya sakit pada 9 April lalu.
Meski demikian, kata Bambang, Kementerian tak bisa menjatuhkan sanksi kepada Lion Air. Sebab, Kementerian hanya mengurus proses administratif. Pihaknya pun tak mampu menyimpulkan bahwa Lion Air bersalah dalam kasus tersebut. Komnas HAM mencatat kasus serupa pernah terjadi di maskapai penerbangan lain, seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Batavia Air.
Peringatan Kementerian terhadap Lion Air sudah dilakukan dua kali tahun ini. Sebelumnya Lion Air diperingatkan karena tak menaati jadwal sepanjang Juni lalu. Dalam kasus itu, Lion Air diberi waktu empat bulan untuk memperbaiki manajemen. Hasil pantauan Kementerian menyebutkan bahwa Lion Air mulai membenahi manajemennya.
Ihwal pemanggilan Komnas HAM, Lion Air menyatakan siap memenuhinya. Lion Air meminta lembaga pelindung hak asasi itu menjadwalkan ulang panggilannya. "Sebagai lembaga taat hukum, kami siap memenuhi panggilan," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. Namun Edward tak menjelaskan tentang alasan mangkirnya Lion dari pemanggilan pertama pada 4 Juli.
Komnas HAM sudah menjadwalkan pemanggilan kembali Lion Air pada 25 Juli mendatang. Pemanggilan kedua ditujukan untuk Presiden Direktur Rusdi Kirana. Menurut Komisioner Komnas HAM Saharuddin Daming, Rusdi akan diperiksa terkait dengan diskriminasi itu. "Kami sudah serahkan suratnya hari ini," ujar dia.
Untuk pemanggilan kedua ini, Saharuddin mengaku fleksibel. Biasanya, setelah pemanggilan kedua tak digubris, Komnas hanya memberi waktu tak lebih dari satu minggu. Namun kali ini mereka memberi waktu hingga dua minggu. "Supaya Lion dapat mempersiapkan data yang dibutuhkan," katanya.
TRI SUHARMAN | SUTJI DECILYA | BOBBY CHANDRA
Berita terkait
Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan
1 hari lalu
Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.
Baca SelengkapnyaTraveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan
6 hari lalu
Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.
Baca SelengkapnyaTony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia
7 hari lalu
Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.
Baca SelengkapnyaAlasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih
11 hari lalu
Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.
Baca SelengkapnyaMaskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran
12 hari lalu
Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.
Baca SelengkapnyaAlasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan
12 hari lalu
Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan
Baca SelengkapnyaMaskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya
16 hari lalu
Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik
Baca SelengkapnyaSetelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah
18 hari lalu
Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.
Baca SelengkapnyaAturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan
24 hari lalu
Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside
Baca SelengkapnyaAmankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?
24 hari lalu
Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.
Baca Selengkapnya