ACFTA di Hong Kong Tak Mendongkrak Ekspor Tekstil

Reporter

Editor

Selasa, 3 Mei 2011 11:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penerapan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) di Hong Kong tidak akan mendorong ekspor tekstil dari Indonesia ke Cina semakin besar. Menurut Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), selama ini ekspor tekstil dan produk tekstil ke Cina daratan memang tidak besar.

Nilai ekspor produk itu sekitar US$ 300 juta setahun. Artinya, hanya 2 persen dari keseluruhan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Kalau ekspor ke Hong Kong jauh lebih kecil, di bawah 1 persen," kata Ade, Selasa 3 Mei 2011.

Kalaupun ACFTA sudah bisa diterapkan di Hong Kong, ia memperkirakan kenaikan ekspor ke Hong Kong paling tinggi hanya 1 persen. Selama ini, ekspor tekstil ke Hong Kong adalah produk garmen kualitas menengah ke atas untuk pasokan ke department store.

Hong Kong adalah kawasan administratif khusus di Cina yang kegiatan perdagangannya tidak mendapat fasilitas ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Sebab, Hong Kong menjalankan sistem ekonomi dan politik yang berbeda dengan Cina daratan.

Kawasan itu juga ikut dalam beberapa keorganisasian internasional secara terpisah dengan Cina. Jadi, kegiatan ekspor-impor Indonesia ke Hong Kong masih menggunakan skema normal atau Most Favored Nation (MFN). Besaran bea masuk ekspor tekstil sendiri antara 5-10 persen.

Direktur Fasilitasi Ekspor Impor Kementerian Perdagangan Ahmad Syafri mengungkapkan beberapa negara-negara ASEAN dan Cina sudah meratifikasi perjanjian agar skema form ACFTA bisa digunakan di Hong Kong. Menurut Ahmad, adanya fasilitas ini penting bagi importir, terutama yang memiliki banyak relasi dagang di Hong Kong.

Tapi, Indonesia belum meratifikasi perjanjian itu karena persiapan aturan di dalam negeri belum selesai.

Sementara, dari sisi impor, Ade belum mengkhawatirkan adanya lonjakan yang mungkin terjadi. Nilai impor TPT dari Hong Kong sebenarnya cukup tinggi, atau sekitar US$ 1-2 juta per bulan.

Peningkatan impor biasanya pada bulan Juni-Juli, yang nilainya bisa menembus US$ 3 juta.

Ade menjelaskan, impor produk TPT dari Hong Kong untuk empat musim. "Mereka banyak ekspor ke Indonesia untuk produk musim panas saja."

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

12 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

8 Januari 2024

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

Seperti sudah diperkirakan, PM Bangladesh Sheikh Hasina meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dan partainya menang mayoritas dalam pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

7 Januari 2024

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

PM Sheikh Hasina bersiap memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum penuh kekerasan dan diboikot oposisi utama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

31 Oktober 2022

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim masalah pembengkakan ongkos kereta cepat sudah kelar.

Baca Selengkapnya

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

12 Agustus 2022

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

Kementerian Perdagangan memusnahkan baju bekas impor senilai Rp 8,5 miliar hingga Rp 9 miliar.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

4 Maret 2022

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

Pengusaha konveksi merasa terancam oleh persetujuan perjanjian dagang Indonesia-Bangladesh Preferential Agreement (PTA)

Baca Selengkapnya

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

22 Oktober 2021

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

Industri garmen Korea Selatan mulai kebanjiran pesanan berkat permintaan tinggi baju olahraga yang dipakai di serial Netflix Squid Game.

Baca Selengkapnya

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

14 Januari 2021

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

Sejumlah asosiasi pengusaha tekstil baru saja melakukan pertemuan dengan menteri perindustrian untuk membahas sejumlah persoalan di industri.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

11 Maret 2020

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

Bea Cukai menyebut pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah Sumatera diduga menjadi pintu masuk bagi pelaku penyelundupan baju-baju bekas

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

7 Februari 2020

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

Pasokan dari Cina yang merupakan pemasok terbesar industri garmen RI, terganggu akibat merebaknya virus Corona.

Baca Selengkapnya