Sulsel Diminta Fokus Pada Tiga Industri Pengolahan  

Reporter

Editor

Senin, 25 April 2011 14:39 WIB

Alex Retraubun. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO Interaktif, Makassar - Kementrian Perindustrian meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkonsentrasi mengembangkan tiga industri pengolahan, yakni sektor pertanian, perkebunan dan kelautan.

"Itu sektor andalan daerah ini, pengembangan industri harus fokus ke sektor itu," kata Alex Retraubun, Wakil Menteri Perindustrian saat menghadiri pertemuan Forum Komunikasi Lintas Sektor Kementrian Perindustrian dengan Dunia Usaha di Kota Makassar, Senin ( 25/4 ).

Menurut Alex, pemerintah telah membagi enam koridor ekonomi yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Bali, Sulawesi, Papua.

Koridor ekonomi tersebut, kata dia, untuk mendukung percepatan ekonomi di sektor industri. Provinsi Sulawesi Selatan berada dalam koridor lima bersama lima provinsi lain di pulau Sulawesi.

Selain tiga sektor tersebut, Kementrian Perindustrian juga menetapkan Sulawesi Selatan sebagai pusat produksi komoditi nikel."Daerah ini terkenal dengan tambang nikelnya," kata dia.

Menurut Alex, Pemprov Sulsel jangan bermimpi menghadirkan industri lain seperti otomotif, elektronik dan lainnya sementra industri di sektor komoditi unggulan terabaikan. "Industri pengolahan yang akan dikembangkan harus sesuai dengan potensi komoditi unggulan daerah," kata dia.

Alex menuturkan Sulawesi Selatan memiliki komoditi unggulan seperti beras, kakao, ikan dan udang. Untuk itu, daerah harus didorong agar mampu menarik investor di sektor tersebut.

Dengan berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas Cina-Asia ( CAFTA), dia mengatakan daerah dituntut untuk meningkatkan daya saingnya di sektor komoditi unggulan.

"Jangan hanya bahan baku yang terus diekspor tetapi bahan jadi atau setengah jadi yang perlu diekspor kedepan," kata dia.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu'mang mengatakan, pemerintah Sulawesi Selatan terus menggenjot perkembangan industri pengolahan di sektor pertanian dan kelautan.

Hanya saja, kata dia, meskipun pemerintah kabupaten/kota di Sulsel telah berupaya mengajak investor untuk menamkan modalnya dengan membangun industri pengolahan di tiga sektor tersebut, namun hingga saat ini peluang tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh investor.

Di Sulawesi Selatan, kata Agus, Industri pengolahan dan pengalengan ikan baru terdapat satu industri yakni di Bantaeng, investornya asal Jepang. "Kami berharap daerah lain juga mengikuti Bantaeng agar mendorong pengembangan industri pengolahan," kata dia.

Agus menyebutkan pembangunan industri pengolahan cukup potensial mengingat volume ekspor beberapa komoditi unggulan Sulawesi Selatan cukup menunjang.

Sepanjang 2010, Sulawesi Selatan telah memproduksi 176 ribu ton kakao, Sedangkan untuk komoditi udang, Pemprov Sulsel menargetkan produksinya mencapai 30 ribu ton pada 2013, dan jagung sebesar 1,5 juta ton pada 2013. "Untuk beras, kita tetap jaga surplus 2 juta ton," kata Agus.

INDRA OY

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

6 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

10 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

15 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

15 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

26 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

37 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

40 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya