Tsunami Jepang Membuka Peluang Ekspor

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2011 06:58 WIB

TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa dan tsunami yang menghantam timur laut Jepang 11 Maret silam membuka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negara itu.

Pengusaha perikanan memprediksi ekspor udang ke Jepang bakal naik saat negeri itu berbenah diri. Sebab, banyak industri perikanan yang hancur dihajar tsunami.

"Peningkatannya sekitar lima persen dari rata-rata ekspor bulanan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia Thomas Darmawan ketika dihubungi kemarin.

Pada 2010, ekspor udang ke Jepang mencapai US$ 375 juta, dengan rata-rata ekspor bulanan sekitar US$ 31 juta. Kenaikan ekspor tipis karena keuangan Jepang lebih banyak dikerahkan untuk memperbaiki infrastruktur.

Senada Thomas, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu optimistis ada peningkatan ekspor ke Jepang. "Saya sempat berbicara dengan beberapa eksportir, ada peningkatan pesanan udang dan ikan untuk menggantikan produk yang terkontaminasi (radiasi nuklir)," kata Mari.

Selain udang, tentu saja komoditas lain yang bakal naik adalah kayu olahan buat kebutuhan rekonstruksi. Kenaikannya cukup besar, sekitar 10 persen.

Kepala Divisi Pemasaran Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia Jimmy Chandra bertutur saat Negeri Matahari Terbit membangun kota-kota yang terkena tsunami, kebutuhan kayu untuk rumah sederhana akan naik.

Selama ini, 37 persen ekspor kayu Indonesia ditujukan ke Jepang. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor kayu olahan yang menggunakan tarif preferensi dalam kerangka kerja sama Indonesia Japan Economic Partnership (IJEPA) saja sebesar US$ 19,61 juta per bulan.

Pada Januari, ekspor kayu olahan yang menggunakan tarif IJEPA mencapai US$ 247,8 juta. "Sejak bencana tsunami yang lalu, ekspor ke Jepang belum ada gangguan," kata Jimmy.

Produsen nikel, PT International Nickel Tbk (INCO), pun memastikan ekspor mereka ke Jepang tetap lancar. "Ekspor kami tidak terganggu dan tidak dialihkan," kata Direktur Utama INCO Tony Wenas dalam pesan pendek.

Ekspor INCO pada 2010 sebesar 75.989 ton. Seluruhnya ditujukan ke Jepang. Kondisi ini berbeda dengan ekspor batu bara. Setelah gempa dan tsunami, ekspor batu bara Indonesia ke Jepang terhambat.

Satu unit kapal pengangkut batu bara dialihkan ke Cina. Pengalihan pasokan dilakukan karena Jepang masih menghitung kebutuhan energi listrik untuk mengganti kehilangan pasokan dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami membenarkan ekspor Indonesia ke Jepang tidak banyak terganggu. "Asosiasi karet juga menyatakan tidak ada dampak ekspor akibat tsunami. Sebab, basis industri otomotif ada di negara lain," kata dia.

Begitupun Bustami tidak memungkiri kalau bencana ini pasti akan ada dampaknya pada kinerja ekspor Indonesia. Sebab, Jepang termasuk lima besar negara tujuan ekspor. "Pasti akan ada koreksi, namun kami belum bisa menghitungnya," ujar dia.

Menteri Mari mengimbuhkan, jika berkaca pada bencana gempa Kobe tahun 1995 yang lalu, biasanya kinerja ekspor akan terkoreksi pada satu kuartal saja di tahun berjalan.

Kuartal berikutnya perekonomian Jepang akan naik kembali seiring dengan proses rekonstruksi dan rehabilitasi yang mendorong pertumbuhan impor.

Bank Dunia juga yakin pertumbuhan ekonomi Jepang hanya melambat untuk sesaat. Gempa Kobe mengajarkan bahwa Jepang hanya butuh waktu tiga bulan untuk mengatasi dampak bencana alam.

"Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang akan negatif hingga pertengahan tahun ini. Pertumbuhan akan terjadi pada triwulan berikutnya sebagai upaya rekonstruksi," tulis Bank Dunia dalam laporan perkembangan ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang dirilis dua hari silam.

Bank Dunia secara resmi belum menghitung nilai kerusakan. Hanya, mengutip dari perkiraan lembaga swasta, kerugian ditaksir US$ 122-235 miliar atau 2,5-4 persen dari PDB negara itu. Gempa Kobe menyebabkan kerusakan senilai US$ 100 miliar atau sekitar 2 persen PDB.

EKA UTAMI APRILIA | EFRI RITONGA

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

11 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

14 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

15 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya