Baru Sebelas Kota yang Sukses Redam Inflasi

Reporter

Editor

Rabu, 16 Maret 2011 14:21 WIB

Pasar Induk Kemang, Kota Bogor, Jabar. ANTARA/Jafkhairi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan baru beberapa daerah saja yang tingkat inflasinya lebih rendah dari inflasi nasional. Karena itu, tim pengendali inflasi daerah (TPID) diharapkan lebih aktif mengambil perannya kali ini.

"Tentu ada beberapa daerah yang berhasil. Ada daerah yang kita perhatikan secara sistematis berada di bawah rata-rata nasional," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution saat memberikan keterangan pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (16/3).

Daerah-daerah itu antara lain tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan kawasan Timur Indonesia. Di Pulau Sumatera, Darmin menyebutkan Kota Pekanbaru, Lhokseumawe, dan Batam. "Batam ini harga-harganya tinggi, tapi inflasinya rendah," tutur Darmin.

Kemudian di Pulau Jawa, ada Kota Bandung, Depok, Bekasi, Surabaya, Sumenep, Jogja, dan Purwokerto. Di Kawasan Timur, ada Kota Jayapura. "Sedangkan inflasi Sampit dan Denpasar pas dengan rata-rata inflasi," ujar Darmin.

Darmin melanjutkan, sebenarnya, inflasi nasional bergerak menurun sejak 10-15 tahun lalu. Dibandingkan dengan pada masa Orde Baru yang mencapai dua digit, di era reformasi ini inflasi nasional berhasil diturunkan menjadi hingga 5-6 persen.

Namun, untuk mengatasi tingginya inflasi di daerah ini, Indonesia perlu berkaca dari Filipina sebagai sesama negara kepulauan. Filipina dalam 3-4 tahun ini dianggap mampu menurunkan inflasinya hingga 4 plus-minus satu persen.

Gagasan pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah merupakan salah satu upaya menekan inflasi daerah. Karena kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, tidak cukup hanya mengedalikan inflasi. "Dari sini kita bertekad mengikutsertakan pemerintah daerah dan para pemangku kebijakan otoritas," tutur Darmin.

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman oleh Bank Indonesia, Kementerian Perekonomian, dan Kementerian Dalam Negeri diharapkan TPID mempunyai payung hukum untuk melaksanakan tugasnya. Dua nota kesepahaman ini menyangkut peran tim pengendali inflasi daerah dan rencana penyaluran kredit pertanian oleh perbankan.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, peran pemerintah daerah dalam menekan inflasi daerah tidak bisa diabaikan sejak otonomi daerah diberlakukan pda 2005. Setelah ini bersama Bank Indonesia dan Menteri Perekonomian secara berkala tiga bulan sekali mengevaluasi kondisi inflasi di 68 kota dan langkah untuk mengendalikan inflasi.

Jika inflasi daerah terkait inflasi distribusi atau infrastruktur maka kewenangannya akan ditelusuri. Misal, kalau infratruktur ke Tanjung Priok jelek, "Kita tanya, ini jalan negara atau provinsi," kata Gamawan. Pngendalian inflasi lewat peran serta pemerintah daerah diharapkan secara sistematis menurunkan inflasi di provinsi sehingga berada di bawah rerata inflasi nasional.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya