Ekspor Gula Merah ke Jepang Macet  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2011 13:59 WIB

TEMPO/ Budi Purwanto
TEMPO Interaktif, Kediri - Pengusaha gula merah di Kabupaten Kediri kehilangan pesanan dari importir Jepang pasca tsunami. Belum diketahui pasti sampai kapan situasi ini akan kembali normal.

Achmad Rubai, pengusaha gula merah di Desa Slumbung, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, mengatakan aktivitas ekspor ke Jepang mulai tak jelas usai terjadinya tsunami Jumat (11/3) lalu. Importir Jepang meminta penghentian kiriman gula merah hingga batas waktu yang tidak ditentukan. “Pengiriman berhenti total,” kata Rubai kepada Tempo, Selasa (15/3).

Selama ini usaha pembuatan gula merah milik Rubai selalu memenuhi kebutuhan industri di negeri Sakura itu. Gula merah yang dikemas dalam karton berbobot 30 kilogram dengan merek dagang Kokuta itu diolah sebagai bahan pembuatan syrup, cuka, dan alkohol. Setiap kilogram gula merah dibanderol dengan harga Rp 7.000 atau Rp 21.000 untuk satu kemasan karton.

Dalam situasi normal, Rubai yang mempekerjakan sekitar 28 karyawan mampu mengirimkan 244,8 ton gula merah dalam enam bulan. Namun sejak akhir tahun 2010, permintaan dari Jepang terus merosot hingga 122,4 ton. Sebab selain Indonesia, produk tersebut harus bersaing dengan negara lain seperti Bolivia, Cina, Korea, Brazil, dan India. “Namun sekarang justru berhenti sama sekali karena tsunami,” kata Rubai.

Untuk menjaga kelangsungan usahanya, Rubai terpaksa mengalihkan produksi untuk kebutuhan lokal. Dibuat dengan kualitas dan kemasan yang lebih rendah, gula merah ini dikirim ke sejumlah pedagang di sekitar Kediri. Hal ini menurut dia berdampak pada pendapatan karyawan secara langsung. Sebab upah pembuatan gula ekspor lebih tinggi dibandingkan gula lokal. Para pekerja dibayar Rp 26 ribu untuk satu kuintal gula lokal dan Rp 28 ribu untuk satu kuintal gula ekspor.

Pengalihan usaha ke produk lokal ini, menurut Rubai, cukup efektif untuk menghindari pemutusan hubungan kerja. Sebab selama ini usaha tersebut bergantung pada kegiatan ekspor yang sudah berjalan bertahun-tahun.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

1 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

5 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

14 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

16 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

16 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

16 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

17 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya