Jepang Tanamkan Modal US$ 625 juta di Sumatra Utara
Reporter
Editor
Rabu, 23 Juli 2003 11:52 WIB
TEMPO Interaktif, Medan:Pemerintah Jepang dalam waktu dekat ini akan menanamkan modalnya sebesar US$ 625 juta di Sumatera Utara. Investasi itu direncanakan untuk beberapa proyek antara lain akan dialokasikan untuk pembangunan Bandara Kuala Namu, Trading House untuk pertanian, dan pengembangan budi daya sutera terbesar di dunia di Kabupaten Toba Samosir. Hal ini dikatakan Presiden Direktur Organitation International Social Culture Agriculture (OISCA) Sumatera Utara, Yopi Sangkot Batubara usai bertemu Gubernur Sumatera Utara, Rizal Nurdin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/2). Dikatakannya, dari total investasi tersebut, rencana pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan prioritas utama pemerintah Jepang di Sumatera Utara. Karena sejak empat tahun terakhir perencanaan pembangunan bandara pengganti bandara Polonia Medan terhenti. Selain karena ketiadaan biaya, juga imbasan dari dampak reformasi yang terjadi. Untuk pembangunan ini, Jepang melalui Japan Banking Coorperation Internasional (JBCI) akan menanamkan investasi sebesar US$ 600 juta. "Pembangunan Bandara Kuala Namu tinggal menunggu MoU antara pemerintah Indonesia dengan Jepang. Dan itu paling lambat pada bulan Juni, dengan terealisir Mou sangat diharapkan bandara Kuala Namu bisa selesai,"kata pengusaha yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri, Sumatera Utara kepada wartawan. Jepang, menurut Yopi, sudah sejak 1998 ingin menanamkan investasi di Sumatera Utara, namun Jepang terlbih dahulu melirik Sumatera Barat. Bantuan ini nantinya akan dikembalikan secara bertahap dengan bunga sebesar 0,27 persen per tahun. Dengan masa waktu pengembalian 10 tahun. Selain rencana pembangunan Bandara Kuala Namu, Jepang juga akan menanamkan modalnya sebesar US$ 25 juta untuk membangun pusat bisnis pertanian sebesar US$ 15 juta dan juga budi daya sutera alam yang nantinya terbesar di dunia sebesar US$ 10 juta. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Presiden Direktur OISCA untuk Indonesia, Mr. Kenji Sawada, Perwakilan OISCA Jakarta, Mr Tomoji Suzuki dan Mr Mayawa dari JICA. Yopi yang juga pengusaha pengembang perumahan ini juga sedang melirik usaha budidaya ulat sutera. Ia melaporkan dan beraudensi dengan Gubernur Sumut dalam rangka itu. (Bambang Soed-Tempo News Room)
Berita terkait
Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka
1 menit lalu
Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka
Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus pembubaran dan penganiayaan mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) yang sedang doa Rosario.