Inflasi Tinggi di Luar Ekspektasi Pemerintah

Reporter

Editor

Selasa, 8 Februari 2011 12:38 WIB

Gedung BPS. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tingginya inflasi yang melampaui capaian pertumbuhan ekonomi memang di luar ekspektasi pemerintah. "Pemerintah kurang antisipasi. Ini di luar ekspektasi," kata Bambang di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa (8/2).

Menurut Bambang pengendalian inflasi sehingga bisa lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi akan menjadi fokus pemerintah pada tahun ini. "Pemerintah akan mengeluarkan segala upaya untuk menekan inflasi sesuai dengan target dalam APBN 2011 yang mencapai 5,3 persen," kata Bambang.

Pekan lalu Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada 2010 mencapai 6,1 persen melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan sebesar 5,8 persen, namun sayangnya capaian ini juga diikuti tingkat inflasi yang bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, yaitu 6,96 persen.

Sebenarnya, kata Bambang, pemerintah mempunyai dua pilihan, pertama inflasi diturunkan atau pilihan lainnya tingkat pertumbuhan ekonomi dinaikkan. Tapi, kata dia, kalau pertumbuhan tinggi tapi inflasi tidak dijaga dengan baik, memiliki dampak tidak baik untuk distribusi pendapatan. "Akan lebih ideal inflasinya yang dikendalikan," katanya.

Sejumlah langkah harus dilakukan untuk menekan inflasi sehingga tidak melambung tinggi. Bank Indonesia, kata Bambang, harus menjaga inflasi tinggi dalam tingkat yang lebih rendah. Kemudian administered price diminimalkan. "Dan ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan, harus dimonitor dan dipastikan tidak ada gejolak," ujarnya.

Bambang mengatakan akan lebih bagus bila pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi lagi, yang bermanfaat untuk menekan angka pengangguran. Hanya saja, menurut dia, pertumbuhan ekonomi bakal susah untuk dikatrol lebih tinggi lagi karena adanya hambatan infrastruktur. "Infrastruktur itu salah syarat pertumbuhan ekonomi," kata Bambang.

Atas dasar itu, pada 2011 belanja pemerintah harus fokus pada belanja modal dan infrastruktur sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa tercapai. Sejauh ini, pemerintah belum akan merevisi asumsi makro 2011 terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,4 persen dan inflasi 5,3 persen. "Ini masih Februari belum ada perubahan," tutur Bambang.

Selain itu, kata Bambang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang kemudian diikuti oleh inflasi yang juga tinggi, pun kerap terjadi di banyak negara. "Apalagi sekarang lagi musim inflasi di seluruh dunia. Jadi negara lain seperti India ikut mengalami hal serupa," kata dia.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya