Penjualan Obligasi Spanyol dan Italia Redakan Kecemasan Pasar Kredit Eropa Mereda

Reporter

Editor

Kamis, 13 Januari 2011 19:14 WIB

TEMPO/Muhammad Auliya
TEMPO Interaktif, London — Kecemasan pasar kredit zona Eropa mereda setelah Spanyol dan Italia menjual obligasi dalam jumlah yang relatif kecil. Imbal hasil premium yang diminta oleh investor atas obligasi pemerintah Spanyol atau Italia ini lebih tinggi dari imbal hasil obligasi Jerman (bunds) yang menjadi patokan dikawasan Uni Eropa.

Penjualan obligasi yang relatif kecil ini membuat euro menguat dan kembali berada diatas US$ 1,31 dari posisi beberapa hari sebelumnya yang sempat berada di US$ 1,28.

Fokus utama para investor saat ini adalah turunnya imbal hasil obligasi kawasan Eropam,” kata Kathleen Brooks, direktur riser di Forex.com.

Pemerintah Spanyol berhasil melepas obligasi senilai 3 miliar euro (US$ 3,9 miliar) sesuai jumlah maksimum yang ditargetkan. Penjualan ini menawarkan imbal hasil 4,52 persen, yang berarti menandai peningkatan biaya dinjaman di kawasan Eropa sejak bulan November lalu yang masih berada di 3,576 persen. Tingginya imbal hasil ini membuat permintaanya mengalami kelebihan pemesanan hingga 2,1 kali, dibandikan dengan periode sebelumnya yang hanya mencapai 1,6 kali.

Pemerintah Italia juga melepas obligasi masing – masih 5 miliar euro untuk tenor 5 tahun dan 15 tahun. Imbal hasil obligasi dengn tenor 5 tahun naik menjadi 3,67 persen dari 3,24 persen pada lelang Novmber lalu, sedangkan untuk imbal hasil obligasi jatuh tempo pada tahun 2026 mencapai 5,06 persen.

Upaya yang sungguh – sungguh dari pejabat Uni Eropa dalam melakukan penyelamatan finansial zona Eropa memberikan sentimen positif bagi pasar Eropa.

Kondisi ini juga ditopang oleh penjualan obligasi pemerintah Portugis pada hari Rabu kemarin yang menggambarkan keseriusannya dalam mencari dana talangan.

Imbal hasil pasar obligasi Spanyol dengan tenor 10 tahun naik 8 basis poin menjadi 5,38 persen, menurut data FactSet Research, sementara itu untuk imbal hasil obligasi Italia tenor 10 tahun jsutru turun 4 basis poin menjadi 4,67 persen.

Dan imbal hasil Jerman dengan tenor 10 tahun langsung meningkat 11 basis poin menjadi 3,03 persen seiring turunnya permintaan untuk safe haven.

Tingginya harapan terhadap langkah kebijakan yang kredibel untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk membantu negara – negara yang menerima dana talangan memberikan sentimen positif di pasar finansial Eropa.

Namun, jika gagal kepercayaan pasar akan lenyap dan membuat euro bisa jatuh lagi. “Jadi nasib mata uang tunggal Uni Eropa saat ini berada di tangan pengambil keputusan di Brussel,” kata Brooks.

MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

34 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya