Pasar Industri Pengemasan Bakal Tembus US$ 4,6 Miliar

Reporter

Editor

Kamis, 13 Januari 2011 15:56 WIB

sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa memperkirakan pangsa pasar industri pengemasan bisa mencapai US$ 4-4,6 miliar tahun ini. Penambahan pangsa pasar ini tidak bergerak jauh dari tahun lalu yang sekitar US$ 4,1 miliar. "Ini akibat pelaksanaan free trade agreement dengan beberapa negara," katanya melalui siaran pers, Kamis (13/1).

Selama 12 bulan ke depan industri pengemasan Indonesia akan memperlihatkan tingkat pertumbuhan menurun dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan industri ini diprediksi berada di kisaran tujuh persen. Namun dalam waktu dua atau tiga tahun kedepan tingkat pertumbuhan akan kembali di kisaran 10-15 persen per tahun.

Industri pengemasan bertumbuh hingga dua digit yaitu 12 persen pada 2005 dengan pangsa pasar US$2,5 juta. Namun pada 2009 rata-rata pertumbuhan hanya sembilan persen dengan pangsa pasar US$3,9 juta. Tahun lalu pangsa pasar industri ini naik tipis menjadi US$4,1 juta.

Jenis flexible packaging (kemasan lentur) mendominasi pangsa pasar sampai 40 persen. Berikutnya pengemasan berbahan paperboard adalah yang paling banyak digunakan, yaitu sekitar 31 persen. Sedangkan kemasan berbahan plastik murni hanya memiliki pangsa sebesar 15 persen. "Flexible packaging adalah segmen bahan pengemasan yang paling besar dan paling cepat pertumbuhannya," kata Henky.

Salah satu yang akan mendorong pertumbuhan industri pengemasan flexible packaging adalah adanya kecenderungan masyarakat beralih ke pasar ritel moderen. Trend ini dipastikan akan meningkatkan permintaan terhadap flexible packaging. Industri yang menggunakan kemasan jenis ini terutama makanan dan minuman.

Namun industri ini masih menghadapi beberapa persoalan diantaranya bahan baku yang maasih harus diimpor dan tingkat bunga serta pajak yang tinggi. Henky mengatakan sekitar 25-40 persen dari bahan baku kemasan masih diimpor. Terutama untuk produksi kemasan dengan teknologi tinggi.

Hal ini kurang menguntungkan karena harga bahan baku cenderung fluktuatif. Tingkat fluktuasi harga bisa antara 0-80 persen, tergantung pada harga stok pangan serta kecenderungan permintaan dan penawaran.

Sedangkan tarif impor untuk bahan baku sampai saat ini bervariasi antara 0-20 persen. "Tingkat suku bunga pinjaman juga masih tergolong tinggi dan pada saat yang sama tingkat pertukaran mata uang rendah," terang henky.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya