Pertumbuhan Industri Plastik Tahun Depan Bakal Turun

Reporter

Editor

Rabu, 29 Desember 2010 17:36 WIB

Pedagang botol bekas dikawasan jalan Bongkaran, Surabaya, Jumat (5/2). Botol bekas minuman dan parfum ini dijual untuk keperluan koleksi dan kebutuhan pabrik pengolahan plastik dengan harga antara 50 rupiah hingga 80 ribu rupiah. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) Tjokro Gunawan memperkirakan pertumbuhan industri plastik hilir tahun depan sedikit di bawah pertumbuhan tahun ini. Jika pertumbuhan tahun ini mencapai 7-8 persen, maka tahun depan kemungkinan hanya lima persen. "Kalau bisa tumbuh lima persen saja sudah bagus. Karena masih ada masalah pasokan bahan baku dan lainnya," katanya di Jakarta, Rabu (29/12).

Selain pasokan bahan baku, belum diterapkannya fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) dan tren kenaikan harga minyak mentah dunia ikut menekan industri plastik hilir. Tjokro mengatakan pasokan bahan baku dari dari dalam negeri masih tersendat. Akibatnya terjadi kesenjangan antara suplai dan permintaan.

Apalagi produksi pabrik Polytama saat ini terhenti karena ada masalah utang piutang dengan PT Pertamina (Persero). Rencana ekspansi Chandra Asri dan Tripolyta juga dinilai belum signifikan untuk meningkatkan suplai bahan baku.

Impor bahan baku plastik juga meningkat dengan berkurangnya suplai dari dalam negeri. Impor sebagian besar berasal dari Timur Tengah. Tjokro mengatakan impor polietilena (PE) dan polipropilena (PP) sampai akhir tahun ini diperkirakan naik sampai 50 persen menjadi lebih dari 780.000 ton. Tahun depan impor diprediksi masih cukup tinggi karena permintaan terus meningkat.

Kebutuhan domestik PE tahun depan diperkirakan naik menjadi 988.000 ton. Sementara tahun ini kebutuhan PE tercatat 840.000 ton. Kapasitas produksi diperkirakan tetap 770.000 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan PP tahun ini tercatat 955.000 ton dan diperkirakan akan naik menjadi 1, 21 juta ton. Kapasitas produksi PP naik dari 685.000 ton menjadi 905.000 ton per tahun.

Peraturan pemerintah juga dinilai berperan menekan industri hilir plastik, salah satunya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.19/2009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Produk-produk Tertentu (BMDTP). Tjokro mengatakan peraturan ini mengenakan tarif bea masuk impor bahan plastik sebesar 15 persen untuk negara-negara non-Asean.

"Kami berharap pemerintah mencabut fasilitas PMK No.19 tersebut," katanya. Proses untuk mendapatkan fasilitas BMDTP juga dinilai terlalu rumit sehingga penyerapan sampai saat ini masih rendah, hanya lima sampai enam perusahaan.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya