Hadapi Persaingan Bebas, Indonesia-Taiwan Optimalkan Kerjasama  

Reporter

Editor

Senin, 13 Desember 2010 20:38 WIB

Dari kiri ke kanan : Profesor Samuel Ku (Sun Yat Sen University), Sonny Chen, Ilham Arief Sirajuddin (Walikota Makassar), Edy Putra Irawadi (Deputi Menteri Koordinator Perekonomian), Irwan Omar (analis politik dan ekonomi), dan Wahyu Muryadi (Pemimpin Redaksi Tempo) Berfoto bersama dalam seminar "Menguatkan Demokrasi di Era Perdagangan Bebas" yang digelar Tempo Institute dan Kantor Perwakilan Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO), 13-14 Desember 2010 di Hotel Sultan. Foto: Istimewa
TEMPO Interaktif, Jakarta - Andrew Hsia, Representatif TETO (Taipei Economic and Trade Office), mengatakan penguatan demokrasi, tak bisa dilepaskan dari penguatan ekonomi. Jika ekonomi sebuah negara kacau balau, demokrasi pun susah terengkuh. "Sebuah pekerjaan rumah yang tak gampang pada saat dunia berada pada era globalisasi seperti sekarang ini," kata Andrew Hsia dalam seminar "Menguatkan Demokrasi di Era Perdagangan Bebas" yang diselenggarakan TEMPO Institute bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Ekonomi dan Dagang Taipei, di Jakarta, Senin (13/12).

Menurut Direktur Eksekutif Tempo Institute, Mardiyah Chamim, Indonesia dan Taiwan memiliki kesadaran yang sama akan adanya potensi yang ada di masing-masing wilayahnya. "Kami berharap di sini kedua negara bisa lebih mengoptimalkan kerja sama menghadapi dunia bebas ini," katanya.

Dalam acara itu, pemerintah Indonesia menawarkan kepada sejumlah pengusaha Taiwan untuk menanamkan investasi di wilayah Indonesia Timur. Deputi Menteri Perekonomian Bidang Perdagangan dan Industri Edy Putra Irawady mengatakan tingkat persaingan di wilayah timur tidak terlalu tinggi, sehingga peluang bagi Taiwan lebih besar. "Kalau di barat dia harus bersaing dengan Singapura, Cina dan lainnya," katanya.

Edy mengatakan sampai saat ini pengusaha Taiwan banyak yang masuk ke Indonesia di sektor cash business dan office supply. Meskipun memiliki teknologi lebih unggul dibanding negara-negara tetangganya, Taiwan dipandang tidak terlalu agresif. Sangat jarang perusahaan Taiwan yang masuk ke sektor consumer electronic seperti umumnya perusahaan dari Asia Timur.

Kebanyakan pengusaha Taiwan memasuki Indonesia melalui jalur konvensi. Karena itu pemerintah menawari pengusaha Taiwan untuk berinvestasi di timur agar lebih leluasa dan tidak banyak pesaing. Edy juga mengusulkan agar pengusaha Taiwan memulai dengan membuat komunitas ekonomi dalam skala kecil sebelum berkembang ke investasi dalam skala besar.

Investasi dari Taiwan saat ini banyak terdapat di bidang metal, batu-batuan dan energi. Ke depan, menurut Edy bidang investasi yang diminati Taiwan adalah energi, tambang, manufaktur dan elektronik. Salah satu wilayah yang ditawarkan untuk investasi adalah Makasar.

Wali Kota Makasar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan Makassar adalah salah satu wilayah yang sangat potensial untuk investasi. "Makassar sendiri ingin membangun daerah menjadi Makassar Global City tetapi dengan pengalaman lokal," katanya. Makassar juga relatif bebas dari potensi bencana alam besar seperti tsunami dan erupsi gunung berapi.

Sementara itu peneliti dari Nusantara Financial Consultancy Irwan Omar juga ikut mendorong pengusaha Taiwan berinvestasi di Makassar. Alasannya Makassar memiliki potensi pelabuhan dengan kapasitas yang lebih baik daripada Tanjung Priok. "Pelabuhan di Makassar lebih baik untuk lalu lintas kapal kargo karena memiliki kedalaman yang lebih tinggi," katanya.

Kementerian Perdagangan mencatat nilai perdagangan antara Indonesia dan Taiwan sampai September tahun ini mencapai US$5,6 miliar, naik 49,35 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ekspor Indonesia tercatat US$3,3 miliar atau naik 55,97 persen, sedangkan impor dari Taiwan sebesar US$2,3 miliar atau naik 40,74 persen. Neraca perdagangan kedua negara mencapai lebih dari US$1 miliar atau naik 106,9 persen dibanding tahun lalu.

KARTIKA | FAJAR

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

25 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya