"Kenaikan semoga tak lebih 0,15 persen pada Desember ini," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Irlan Indracahyo, Rabu (1/12).
Menurut dia kenaikan inflasi akibat naiknya harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan akhir tahun. "Tapi kenaikan ini tidak akan terlalu tinggi jika tidak ada tekanan dipasar," ujar dia.
Tekanan pasar itu lanjut dia disebabkan permainan pedagang (distributor barang). Karena menurut Irlan, stok bahan pangan di Jawa Timur mencukupi tiga bulan kedepan. "Tidak ada musim panen saat Desember, dan momen meningkatnya konsumsi bisa jadi permainan distributor untuk menaikan harga barang," terangnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kata Irlan, harus mengawal kestabilan harga bahan pokok dengan melakukan operasi pasar di akhir tahun ini. "Pengaruh kenaikan bahan pokok terhadap inflasi sangat besar," kata dia.
Ia mengatakan, BPS menargetkan inflasi pada Januari-Desember 2010 ini tak lebih dari 6,5 persen. Adapun pada Januari-Nopember ini, laju inflasi sebesar 5,88 persen sedangkan inflasi pada Nopember 0,47 persen.
Pada November ini, kata dia, inflasi disebabkan karena ada kenaikan bahan makanan , kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.
Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan harga beras, bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, rokok kretek filter, tomat sayut, telur ayam, sawi hijau dan bayam.
Kata Irlan, semua kota/kabupaten di Jawa Timur mengalami inflasi. Tertinggi kata dia terjadi di Madiun sebesar 0,94 persen dan terendah terjadi di Probolinggo sebesar 0,06 persen.
DINI MAWUNTYAS