Biaya Jembatan Selat Sunda Membengkak Akibat Cost of Money  

Reporter

Editor

Rabu, 17 November 2010 13:43 WIB

Sebuah fery yang melayani penyeberangan antara Merak-Bakaheuni di selat Sunda, Merak, Banten. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan pembengkakan biaya konstruksi jembatan Selat Sunda lebih disebabkan oleh biaya uang (cost of money). Pembengkakan dari sekitar Rp 100 triliun menjadi Rp 250 triliun.

Menurut Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, biaya konstruksi masih dalam kisaran penghitungan pemerintah. "Jika jembatan tersebut dilengkapi dengan rel kereta api bisa mencapai Rp 150 triliun. Jika hanya jembatan saja maka biayanya hanya Rp 100 triliun," ujar Hermanto, Selasa (16/11).

Pembengkakan biaya estimasi pembangunan proyek besar tersebut, kata dia, lebih disebabkan oleh biaya tambahan yag timbul akibat adanya tata cara perubahan pembayaran. "Memang mesti dibedakan antara biaya proyek dengan biaya investasi," tutur dia.

Dalam proyek jembatan Selata Sunda ini, kata Hermanto, pemerintah menghendaki pembagian lebih besar dari pihak swasta. Sedangkan pemerintah hanya dapat berkontribusi 33 hingga 40 persen dari nilai proyek tersebut.

"Kami mengharapkan pelibatan pihak swasta lebih banyak, agar dapat mengurangi beban investasi pada APBN," ujar dia.

Hermanto menjelaskan, jembatan Selat Sunda akan mulai dibangun pada awal 2014. Sebelumnya juga akan dilakukan pengkajian detail engineering design yang melibatkan sejumlah pakar dan ahli jembatan di Indonesia.

Pengkajian diharapkan dapat mengetahui karakter geografis karena mengingat pembangunan jembatan tersebut menggunakan konstruksi suspensi.

"Ini berbeda dengan jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang menggunakan konstruksi kabel data-style," katanya.

Dengan konstruksi suspensi, kata dia, ketinggian jembatan diperkirakan dapat mencapai 80 meter di atas permukaan laut. Sehingga, dapat memenuhi aspek teknis di laut, tingkat keamanan, serta rute mana yang paling tepat digunakan berdasarkan kondisi geografis bawah laut.

Pemerintah pun saat ini tengah mempersiapkan serta mempelajari kecepatan angin, kondisi palung kecil dan besar, serta mempertimbangkan jarak dengan pulau terdekat. "Ini agar dapat menentukan titik jembatan yang paling tepat."

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto, adanya biaya uang karena memperhitungkan lamanya proyek tersebut akan dijalankan. "Proyek itu bisa 8 hingga 10 tahun," kata dia.

SUTJI DECILYA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bicarakan Tol Trans Sumatera, Hatta Rajasa Ungkit Proyek Jembatan Selat Sunda

9 September 2021

Bicarakan Tol Trans Sumatera, Hatta Rajasa Ungkit Proyek Jembatan Selat Sunda

Hatta Rajasa kembali mengangkat usulan pembangunan Jembatan Selat Sunda ketika membahas soal Jalan Tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya

Faktor Geologi, SebabTak Dibangunnya Jembatan Selat Sunda

2 Juni 2015

Faktor Geologi, SebabTak Dibangunnya Jembatan Selat Sunda

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Kementerian ESDM tidak merekomendasikan pembangunan jembatan Selat Sunda.

Baca Selengkapnya

Jembatan Selat Sunda Tak Punya Identitas Bangsa  

7 November 2014

Jembatan Selat Sunda Tak Punya Identitas Bangsa  

"Lebih penting jalan Tol Trans Sumatera untuk dibangun. Apalagi kalau menguntungkan masyarakat banyak."

Baca Selengkapnya

Jembatan Selat Sunda Batal, Merak Bakal Diperluas  

6 November 2014

Jembatan Selat Sunda Batal, Merak Bakal Diperluas  

Masyarakat dinilai lebih memilih penyeberangan laut karena murah.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Selat Sunda Batal, Ini Gantinya  

5 November 2014

Proyek Jembatan Selat Sunda Batal, Ini Gantinya  

Kata Menteri Sofyan Djalil, Jembatan Selat Sunda bisa digantikan dengan kapal cepat.

Baca Selengkapnya

Jonan: Proyek JSS Digantikan Pendulum Nusantara

5 November 2014

Jonan: Proyek JSS Digantikan Pendulum Nusantara

Pendulum Nusantara atau tol laut sesuai dengan visi-misi Kabinet Kerja Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

JSS Batal, Kawasan Ekonomi Tanjung Lesung Mangkrak  

5 November 2014

JSS Batal, Kawasan Ekonomi Tanjung Lesung Mangkrak  

Untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung diperlukan infrastruktur penunjang, salah satunya Jembatan Selat Sunda.

Baca Selengkapnya

Jembatan Selat Sunda Ancaman bagi Indonesia  

5 November 2014

Jembatan Selat Sunda Ancaman bagi Indonesia  

Pemerintah Jokowi menegaskan tidak melanjutkan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS).

Baca Selengkapnya

Menteri PU Siap Setop Proyek Jembatan Selat Sunda

4 November 2014

Menteri PU Siap Setop Proyek Jembatan Selat Sunda

Meski siap secara teknis, Menteri Basuki menilai Jembatan Selat Sunda tidak diterima secara politis.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Selat Sunda Dihentikan  

3 November 2014

Proyek Jembatan Selat Sunda Dihentikan  

Jembatan Selat Sunda dianggap tidak selaras dengan konsep kemaritiman Presiden Joko Widodo

Baca Selengkapnya