Asbenindo Minta UU Karantina Benih Direvisi

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 17:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) menginginkan Undang-undang Karantina Nomor 49 tahun 2002 direvisi untuk melancarkan jalannya ekspor-impor benih. Kami minta, selama direvisi, undang-undang itu tidak diberlakukan, kata Ketua Asbenindo Hilda Adiningrat usai rapat kerja dengan Komisi III DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (10/2). Menurut Hilda, pasal-pasal yang perlu direvisi terutama menyangkut soal retribusi untuk ekspor maupun impor. Ini dibenarkan anggota Asbenindo, Andy Gumala, dari Dupont Indonesia. Undang-undang karantina menghambat kita untuk ekspor maupun impor, ujar Andi. Sebagai contoh, menurut dia, biaya impor benih biji-bijian meningkat hingga 200 kali dibanding ketika memakai peraturan sebelumnya. Menurut Andi, jika biaya yang dibebankan begitu besar, yang akan terkena dampaknya adalah petani. Komoditi ekspor juga tidak bisa dianggap remeh. Saat ini, Indonesia sudah mengekspor jagung hibrid ke negara Taiwan, Filipina, Thailand, dan Jepang. Peningkatan harga ekspor maupun impor pada Undang-undang Karantina memang terlihat peningkatan yang cukup drastis dibanding dengan peraturan sebelumnya, yaitu SK Menteri Pertanian no 810 tahun 1990, misalnya impor padi, palawija, rumput-rumputan semula Rp 10 per kilogram pada undang-undang karantina yang baru menjadi Rp 2.000 per kilogram. Sedangkan untuk ekspor padi, palawija, rumput-rumputan semula Rp 65 per kilogram naik menjadi Rp 1.000 per kilogram. Dalam rapat kerja itu juga terungkap beberapa kendala dalam pengembangan industri benih tanaman pangan seperti keterbatasan percepatan pengembangan varietas benih tanaman pangan, belum efektifnya pelaksanan UU PVT (hambatan bagi introduksi varietas non-hibrid), fasilitas pasca panen. Selain itu otonomi daerah dinilai menimbulkan munculnya macam-macam retribusi yang saling tumpang tindih. Kurangnya fasilitas kredit bagi usaha perbenihan dan petani dinilai masih kurang. Dalam kesempatan itu, Hilda meminta Komisi III mengenai adanya keseimbangan informasi pasar dan dukungan dana untuk melakukan riset. Selain itu, Asbenindo juga meminta percepatan PP Perlindungan Varietas Lapangan. Kebutuhan padi dan jagung hibrida selama ini belum terpenuhi sepenuhnya. Untuk tahun 2001-2002 kebutuhan padi hibrida sebesar 310 juta ton baru terpenuhi 107 juta ton. Untuk tahun 2002-2003 kebutuhan padi sebesar 310,5 juta ton dan hanya terpenuhi 110 juta ton. Sedangkan jagung hibrida juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Kebutuhan tahun 2001-2002 sebesar 66 juta ton dan hanya terpenuhi 8,4 juta ton. Sedangkan kebutuhan jagung hibrida tahun 2002-2003 sebesar 70 juta ton baru tersedia 13,7 juta ton. (Priandono Tempo News Room)

Berita terkait

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

9 menit lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya

Kemenag Luncurkan Gerakan Senam Haji Jaga Ketahanan Fisik Jemaah

11 menit lalu

Kemenag Luncurkan Gerakan Senam Haji Jaga Ketahanan Fisik Jemaah

Gerakan Senam Haji dikemas untuk menjaga kebugaran dan ketahanan fisik jemaah.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

13 menit lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Dapat Dukungan Rp 23 Miliar dari Pengusaha, Erick Thohir: Sepak Bola Pemersatu Bangsa

31 menit lalu

Timnas Indonesia Dapat Dukungan Rp 23 Miliar dari Pengusaha, Erick Thohir: Sepak Bola Pemersatu Bangsa

Timnas Indonesia mendapat dukungan finansial Rp 23 miliar dari para pengusaha yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT)

Baca Selengkapnya

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

44 menit lalu

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

Ray Rangkuti menyinggung partai non-koalisi KIM yang hendak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu dianggap tidak menghormati rakyat

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

53 menit lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Menang Lagi, Bantu Jakarta Pertamina Enduro Kalahkan Gresik Petrokimia

56 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Menang Lagi, Bantu Jakarta Pertamina Enduro Kalahkan Gresik Petrokimia

Tim bola voli putri Jakarta Pertamina Enduro memberi kekalahan kedua untuk Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Rilis Kajian soal Demokrasi Otoriter, BEM UI: Peringatan bagi Pemerintah, Hentikan Sikap Niretika dan Nepotisme

59 menit lalu

Rilis Kajian soal Demokrasi Otoriter, BEM UI: Peringatan bagi Pemerintah, Hentikan Sikap Niretika dan Nepotisme

Kajian BEM UI menyinggung penetapan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran sebagai langkah menuju iklim demokrasi otoriter

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

1 jam lalu

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

Solo Menari 2024 digelar di tiga tempat, Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo. Rencananya akan dihadiri Sandiaga Uno dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya