Senjakala Telepon Kabel?

Reporter

Editor

Sabtu, 25 September 2010 11:57 WIB

Pegawai telkom melakukan pengecekan baterai dan kabel sentral di kawasan Cikini di Jakarta, Selasa (20/4). TEMPO/Dwi Narwoko
TEMPO Interaktif, Jakarta - SUARA wanita empuk di ujung telepon lagi-lagi menyapa ramah. Penawarannya masih sama: paket khusus Internet cepat Speedy Rp 99 ribu selama dua bulan. "Dalam rangka promo hari kemerdekaan," kata Didik, pelanggan telepon rumah di Depok, Jawa Barat, menirukan staf pemasaran PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), yang menghubunginya pada akhir Agustus lalu. Ini adalah penawaran ketiga yang diterima Didik, karyawan perusahaan swasta di Jakarta.

Lain pula pengalaman Sartika Dewi. Ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan Ciomas Permai, Bogor, ini sering mendapat selebaran promosi pemasangan telepon dari Telkom dengan harga diskon. "Selebarannya biasa digantung di pagar, karena pintu pagar terkunci," ujarnya kepada Tempo di Jakarta pekan lalu. Sebagai penghuni baru, Sartika memang belum memasang telepon rumah.

Munculnya penawaran kepada Didik atau Sartika itu sejalan dengan upaya Telkom yang tengah gencar mempromosikan penggunaan telepon tetap alias wire line atau fixed line. Agar menarik, penawaran telepon rumah itu digabung dengan paket "banting harga" Speedy (akses Internet). Telkom mengincar penambahan jumlah pelanggan 700 ribu, menjadi 1,8 juta satuan sambungan pada akhir tahun ini. Per akhir tahun lalu, pengguna jasa internet Speedy tercatat 1,1 juta satuan sambungan. Ini berarti baru seperdelapan dari total pelanggan telepon kabel yang mencapai 8,8 juta rumah.

Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, Telkom sedang giat berekspansi menjaring pengguna Internet. Selain meningkatkan pendapatan dari bisnis telepon kabel, juga memenuhi kebutuhan konsumen yang telah bergeser. "Dulu telepon rumah untuk percakapan, sekarang lebih banyak untuk layanan data (Internet)," katanya kepada Tempo di Jakarta.

Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini puyeng memikirkan bisnis telepon tetap. Bayangkan, sepuluh tahun lalu, Telkom menguasai industri telekomunikasi sebagai satu-satunya operator telepon. Tapi, begitu keran persaingan dibuka, satu per satu operator swasta masuk menawarkan layanan mobile (bergerak) dalam bentuk code division multiple access (CDMA) maupun global system for mobile communications (GSM). Kompetisi menjadi seru dengan berbagai obral tarif.

Sejak masuknya telepon seluler, kinerja telepon tetap kedodoran. Banyak pelanggan memutuskan sambungan telepon, berpaling ke seluler. Ada pula yang sengaja tidak membayar abonemen hingga Telkom mencabut hak berlangganan. Tapi beberapa pelanggan masih mempertahankan telepon rumah karena menjadi syarat perbankan dalam memberikan kredit. Walhasil, kata Eddy, jumlah pelanggan tak banyak bergeser dari posisi 8,5-8,7 juta. Malah intensitas penggunaannya terus merosot. Pendapatan dari sektor ini pun terkoreksi tajam .

Karena itulah, Telkom meluncurkan berbagai jurus untuk meredam derasnya laju penurunan kinerja telepon tidak bergerak. Misalnya program "Telepon Rumah Rejeki Tumpah" yang diluncurkan pada 1 November 2008. Pelanggan dengan jumlah pemakaian tertentu akan mendapat poin. Setiap satu menit menelepon atau menerima panggilan, ia berhak memperoleh satu poin, yang bisa langsung ditukar dengan hadiah seperti alat pemasak nasi, voucher belanja, dan kamera digital, atau diundi dengan hadiah motor dan mobil. Tak dinyana, sambutan masyarakat luar biasa. Lebih dari tujuh juta satuan sambungan telepon--78 persen dari total pelanggan--mengikuti pesta gebyar hadiah ini.

Masih banyak program lainnya yang diluncurkan Telkom. Tujuannya cuma satu, menahan jumlah pelanggan telepon tetap tidak terjun bebas. Toh, Telkom tetap pede. Manajemen berkomitmen mempertahankan telepon tak bergerak ini. Cuma, Eddy menambahkan, arahnya bergeser dari layanan pembicaraan atawa voice ke jasa akses data, Internet, dan gambar. Itu dilakukan lantaran ada tren pada masa mendatang masyarakat bekerja di rumah. Artinya, mereka akan sangat bergantung pada layanan Internet. Ceruk itulah yang diincar Telkom. Intinya, kata Eddy, "Orang akan tetap membutuhkan telepon tetap."

Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi, Gatot Dewa Broto, mengatakan bahwa pemerintah memberi kebebasan kepada operator, termasuk Telkom, untuk mempertahankan telepon tetap atau membuat telepon tetap nirkabel (fixed wireless access), yang fungsinya sama dengan telepon kabel. "Mengembangkan telepon tetap atau berbasis kabel memang sangat mahal," ujarnya di Jakarta pekan lalu.

Retno Sulistyowati | Ferry Firmansyah



Berita terkait

Laba Operasi Kuartal Satu Telkom Tembus Rp 6,3 T, Marjin EBITDA 51 Persen

10 hari lalu

Laba Operasi Kuartal Satu Telkom Tembus Rp 6,3 T, Marjin EBITDA 51 Persen

Laba operasi tersebut didapat berkat pendapatan konsolidasi Telkom yang mencapai Rp 37,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Satelit Telekomunikasi Milik Telkom Segera Meluncur

19 Februari 2024

Satelit Telekomunikasi Milik Telkom Segera Meluncur

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) akan meluncurkan Satelit Merah Putih 2, sebuah satelit High Throughput Satellite (HTS), melalui anak perusahaannya Telkomsat langsung dari Florida pada 20 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Tarif Internet RI Murah, Indosat Bicara Pentingnya Keseimbangan Harga dan Kualitas Layanan

18 November 2023

Tarif Internet RI Murah, Indosat Bicara Pentingnya Keseimbangan Harga dan Kualitas Layanan

Indosat Ooredoo Hutchison menilai pentingnya keseimbangan tepat antara penawaran tarif internet dan kualitas layanannya.

Baca Selengkapnya

Nyepi, Telkom Hentikan Layanan Internet IndiHome di Bali

16 Maret 2018

Nyepi, Telkom Hentikan Layanan Internet IndiHome di Bali

Saat Nyepi, Telkom akan menonaktifkan akses internet dan televisi,

Baca Selengkapnya

Listrik dan Telekomunikasi Belum Diuji untuk Asian Games 2018

15 Maret 2018

Listrik dan Telekomunikasi Belum Diuji untuk Asian Games 2018

INASGOC meminta pasokan listrik dan telekomunikasi lancar selama Asian Games 2018, karena kedua unsur penting itu belum pernah diuji selama persiapan.

Baca Selengkapnya

Teken MoU di Hungaria, Telkom Akuisisi 30,4 Persen Saham Cellum

31 Januari 2018

Teken MoU di Hungaria, Telkom Akuisisi 30,4 Persen Saham Cellum

Telkom dan Cellum menandatangani kerja sama strategis teknologi finansial dan perjanjian investasi di Budapest, Hungaria.

Baca Selengkapnya

Taspen Gandeng TelkomGroup untuk Layanan Digital Pembayaran Pensiun

22 Januari 2018

Taspen Gandeng TelkomGroup untuk Layanan Digital Pembayaran Pensiun

TelkomGroup mengembangkan infrastruktur eksisting yang terintegrasi dengan seluruh mitra bayar.

Baca Selengkapnya

Telkom Hackathon 2018 Digelar, Begini Cara Mengikutinya

15 Desember 2017

Telkom Hackathon 2018 Digelar, Begini Cara Mengikutinya

PT Telkom Indonesia akan menggelar event bertajuk "Telkom Hackathon 2018".

Baca Selengkapnya

Telkom Gandeng Petani Agar Go Digital

30 November 2017

Telkom Gandeng Petani Agar Go Digital

Kerja sama dengan Telkom bermula dari keprihatinan makin langkanya anak muda yang tertarik menjadi petani.

Baca Selengkapnya

QBaca, Aplikasi Toko Buku Digital Telkom

3 Desember 2012

QBaca, Aplikasi Toko Buku Digital Telkom

Aplikasi ini berbasis Android dan akan dikembangkan ke basis iOS.

Baca Selengkapnya