TEMPO Interaktif, Jakarta:Belum pernah dalam sejarah ekonomi modern di Indonesia sejak jaman Suharto, Habibie, Gus Dur kenaikan harga secara sekaligus. Ini menunjukkan pemerintahan Megawati tidak dapat merasakan keprihatinan masyarakat golongan menengah ke bawah kita. Saya kaget, sama sekali tidak sensitif, ujar Ekonom Rizal Ramli kepada wartawan, Sabtu (4/12). Kenaikan harga secara bersamaan ini juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi, menurutnya, akan lebih banyak yang mengangur, industri juga akan mengalami kesulitan. Rizal mengungkapkan, pemikiran pemerintah sekarang terlalu sederhana, hanya memikirkan bagaimana mengurangi subsidi tapi manfaatnya tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat, malah untuk bayar bunga kepada kriditor. Kalau pengurangan subsidi ditujukan untuk kepentingaan rakyat, tidak ada dari kita yang protes, ujarnya. Beban masyarakat dirasakan akan semakin berat, misalnya pada saat kelebaran kemarin masyarakat yang mudik relatif sedikit, kurang dari 20%, karena sudah banyak yang menganggur. Selain itu Kenaikan harga secara bersamaan setelah Lebaran, Natal dan Tahun Baru juga akan terasa berat. Budaya masyarakat Indonesia biasanya menghabiskan uang pada masa-masa lebaran, tiba-tiba dihajar dengan kenaikan harga yang tidak sensitif. Sebenarnya menurut Rizal ada banyak cara yang dapat diambil selain menaikkan harga, pemerintah saat ini dinilai kurang kreatif dan inisyatif, mencari cara yang gampang saja. Cara lainnya seperti memobilisasi dana dalam negeri, golongan menengah keatas dapat dipaksa untuk membayar pajak. Saya perhitungkan wajib pajak di Indonesia ada 5 juta orang, katanya. Masyarakat juga diharapkan bereaksi, sebab Rizal menilai pemerintahan sekarang sudah tutup hati dan tutup telinga. Priandono --- Tempo News Room
Berita terkait
Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani
1 menit lalu
Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani
Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.