Lembaga Keuangan Perubahan Iklim Dibentuk Oktober Nanti

Reporter

Editor

Rabu, 28 Juli 2010 12:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah segera membentuk lembaga keuangan untuk menampung, menyalurkan, dan mengawasi pemanfaatan dana perubahan iklim. “Lembaga Keuangan akan dibentuk, sebelum bulan Oktober ini sudah harus selesai,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa usai rapat koordinasi perubahan iklim di kantornya hari ini.

Hatta menjelaskan, pembentukan lembaga ini akan bekerja sama dengan lima bank. "Diantaranya Bank Mandiri, lainnya saya belum bisa sebutkan sekarang,” ujarnya.

Menurut Hatta, lembaga keuangan ini nantinya akan dipimpin oleh Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan(UKP4),Kuntoro Mangkusubroto. Tim pembentukan lembaga keuangan ini juga sudah dibuat.

Lembaga keuangan ini nantinya menjadi pengelola dana hibah perubahan iklim seperti yang dimuat dalam letter of intent (LoI) yang sudah ditandangani dengan Pemerintah Norwegia sebesar US$ 1 miliar. "Dan itu tidak hanya menyangkut Norwegia saja tapi juga negara lain yang akan melakukan pemberian donor atau hibah terkait perubahan iklim,” jelas Hatta.

Oleh karena itu, Hatta mengungkapkan, pemerintah segera membuat Per aturan Presiden mengenai rencana aksi nasional Penanggulangan perubahan iklim.


Mengenai perjanjian dengan Norwegia, menurut Hatta sudah mencapai beberapa kemajuan. Ia menjanjikan akan segera membentuk lembaga Monitoring Reporting Verification (MRV) untuk mengukur berapa besar pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dari program mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (reduction emissions from deforestation and degradation/REDD+). “MRV-nya akan segera dibentuk, kita membutuhkan itu untuk mengukur berapa pengurangan emisi karbonnya,” ucap Hatta.

Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menjelaskan, pihaknya sudah menyetujui pencalonan lima provinsi untuk menjadi pilot project sesuai isi LoI dengan Norwegia. “Lima daerah itu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jambi, Riau, dan Papua,” ujarnya. Ia mengangkapkan bahwa nantinya hanya akan ada satu daerah yang dijadikan pilot project . “Yang memutuskan nanti presiden,” jelas Zulkifli.

Advertising
Advertising

FEBRIYAN



Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

24 hari lalu

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

Hatta Rajasa mengklaim suasana Ramadan dan Idulfitri pasca-pilpres 2024 lebih damai ketimbang 2019.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

37 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya