Sebagian Besar Hutan Amburadul karena Perambah Liar

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juni 2010 11:31 WIB

sxc
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 66 persen deforestasi atau perusakan hutan terjadi akibat perambahan liar sehingga pemerintah berencana memberi izin kepada masyarakat agar menjaga kawasan hutan itu. Menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, setelah dilakukan analisa secara mendalam, ternyata perusakan hutan mayoritas akibat perambahan liar.

"Setelah dianalisa, penyebab kerusakan hutan yang pertama bukan karena izin. Ini persepsi keliru. Ternyata 66 persen hutan rusak karena perambahan karena ada akses terbuka, tidak ada yang jaga," kata Zulkifli dalam acara Rapat Koordinasi Perencanaan Anggaran Pembangunan Kehutanan Pusat di Jakarta, Selasa (22/6).

Perambahan liar itu paling banyak terjadi di hutan produksi dan hutan yang sudah dikonversi. Penyebabnya, hutan produksi atau hutan yang sudah dikonversi tersebut awalnya izinnya telah diberikan kepada sebuah perusahaan atau masyarakat namun dicabut karena berbagai alasan. "Jadi hutan produksi dibiarkan begitu saja karena tidak ada yang memiliki izin. Izin diambil sehingga terjadi akses terbuka. Di situ tidak ada yang menjaga," katanya.

Hutan yang dirambah itu pun, menurut Zulkifli, kemudian beralih fungsi antara lain ada yang menjadi perkebunan kelapa sawit dan lahan pertanian tanpa izin. Menurut Zulkifli, solusinya ada dua. Pertama memberikan izin sehingga ada yang menjaga kawasan tersebut. "Misalnya HPH. HPH itu ada yang menjaga, tinggal pengawasannya dari Kementerian," ujar dia. Solusi kedua, dengan memperkuat Kesatuan Pengelolaan Hutan. Artinya, hutan itu kemudian ada yang menjaga.

Total hutan primer menurut Zulkifli saat ini tinggal 43 juta hektare dari 130 juta hektare. Lockover area saat ini ada seluas 48 juta hektare. "Lockover ini juga separuhnya dirambah. Yang dirambah itu di hutan yang bisa di konversi, hutan produksi, hutan lindung, ada juga di kawasan konservasi, dengan total 66 persen. Tapi mayoritas perambahan ada di hutan yang bisa dikonversi dan hutan produksi," tuturnya.

Selain karena perambahan, Zulkifli menuturkan, kawasan hutan Indonesia yang rusak juga disebabkan banyak hal. Salah satunya karena alih fungsi hutan secara legal seperti untuk kebun, pertanian, jalan raya, akibat pemekaran wilayah, desa, dan kecamatan. Total untuk alih fungsi itu mencapai 16 persen. "Sedangkan untuk tambang tidak banyak. Hanya 0,6 persen," katanya.

MUTIA RESTY

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

37 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

37 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya