Bunga Acuan BI Diperkirakan Naik Tahun Depan

Reporter

Editor

Kamis, 10 Juni 2010 16:07 WIB

Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dana Moneter Internasional memprediksi tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia bisa bertahan pada posisi 6,5 hingga 7 persen hingga akhir tahun. "Kemungkinan kenaikan BI Rate baru akan terjadi awal 2011," kata Deputi Direktur IMF Bidang Moneter dan Pasar Modal Herve Ferhani di Jakarta, Kamis (10/6).

Optimisme tersebut didasarkan pada tingkat inflasi yang terkendali hingga pertengahan tahun ini. "Inflasi ternyata lebih mudah dikendalikan daripada yang diperkirakan," ujarnya. Inflasi diperkirakan dapat dijaga kurang dari 5 persen. Terkendalinya inflasi membuat peningkatan suku bunga acuan dapat ditunda.

Kalaupun naik, kenaikan BI Rate tetap diperkirakan tidak terlalu tinggi. Meski demikian risiko naiknya inflasi masih terbuka. Tekanan paling kuat datang dari harga komoditas yang berisiko meningkat. Perekonomian Indonesia diyakini masih tetap kuat dalam menghadapi krisis yang menerpa kawasan Eropa.

Hal tersebut terbukti dari turunnya rasio utang Indonesia dibandingkan dengan produk domestik bruto hingga 30 persen. Padahal, rasio utang negara lain justru meningkat. Neraca yang kuat dan minimnya ketergantungan pada pengaruh asing menjadi kelebihan.

Meski masih ada ketidakpastian, lembaga itu yakin Indonesia bisa bertahan. Ekonomi akan tumbuh hingga 6 persen tahun ini. Pertumbuhan ekonomi didukung pemulihan investasi asing di sektor riil. Risikonya, jika investasi asing menurun, pertumbuhan ekonomi dapat terpengaruh sehingga tak mencapai 6 persen.

"Untuk meminimalisir risiko, otoritas keuangan harus mengendalikan pasar domestik untuk menahan pengaruh dari luar," kata Kepala Divisi Asia Pasifik IMF Thomas R Rumbaugh. Kondisi perekonomian dan indikator makro harus dijaga agar tetap stabil.

Aliran modal yang sempat keluar dari Indonesia kini mulai terkendali. Ke depan hal tersebut tak dapat dihindari, sebab kondisi pasar memungkinkan terjadinya perpindahan modal dengan cepat. BI diminta menjaga rupiah agar tetap stabil dan meningkatkan cadangan devisa.

FAMEGA SYAVIRA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya