Pemerintah Terapkan Sistem Baru Untuk Pembiayaan Usaha
Reporter
Editor
Selasa, 22 Juli 2003 10:49 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan menerapkan sistem baru, Warehouse Receipts Financing (WRS), sebagai alternatif pembiayaan usaha. Rencananya sistem itu akan diluncurkan pertengahan bulan ini. Sekretaris Pusat Solusi Bisnis Deperindag, Ridwan Kurnaen, di Jakarta, Rabu (5/2), mengatakan saat ini yang sudah siap memberikan bantuan usaha adalah bank Mandiri. Sedangkan pengusaha yang akan mengajukan kredit yaitu pengusaha kakao, kopi, dan kopra. Ridwan mengaku menerima banyak keluhan dari pengusaha tentang kedulitan memperoleh dana pinjaman dari bank. Umumnya, dikarenakan pengusaha tidak memiliki aset yang cukup sebagai jaminan. Di sisi lain, bank juga bersikap hati-hati dalam memberikan kredit, dengan meminta jaminan yang aman dan cukup berupa aset. Akibatnya besarnya dana yang terhimpun di bank tidak bisa disalurkan secara optimal. Menurut Ridwan, di beberapa negara masalah kesulitan pembiayaan usaha itu bisa diatasi melalui sistem WRS. Dalam hal ini melibatkan kalangan perbangkan, baik bank pemerintah maupun swasta, perusahaan asuransi, dan perusahaan Pergudangan. Saat ini, pemerinatah telah membentuk tim yang beranggotakan elemen-elemen di atas untuk mempercepat pelaksanaan WRS. Tim juga telah mengembangkan alternatif lain untuk membiayai usaha. Misalnya Islamic Financing. Diharapkan bulan ini juga alternatif tersebut segera diterapkan. Ridwan menegaskan penerapan sistem WRS tersebut baru sebatas pilot-project, karena undang-undang tentang itu sedang dalam pembahasan. Kami akan segera mengajukan ke DPR, kata dia. Sementara menunggu undang-undag itu, menperindag meminta sistem WRS diterapkan sambil mengembangkan aturan mainnya, sehingga ke depan diperoleh hasil yang lebih baik. Retno Sulistyowati TNR
Berita terkait
Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN
2 menit lalu
Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN
Adapun jumlah ASN yang diperlukan untuk berada di IKN pada prioritas pertama sebanyak 11.916 orang.