Suasana bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Selasa (05/01). Pada awal tahun 2010 pemerintah memprediksikan ada pertumbuhan ekspor, meski angkanya kecil.TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat kenaikan impor Cina dari bahan baku dan modal setelah pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-Cina mulai awal tahun ini. Belakangan neraca ekspor dan impor Indonesia yang umumnya timpang kini telah berimbang.
Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan pemerintah mewaspadai kenaikan impor Cina itu. Ada beberapa kemungkinan penyebab. Pertama, mulai masuknya investasi Cina. Kedua, efektifnya krisis manajemen impor untuk barang jadi yang diterapkan sejak akhir 2008. Ketiga, banyak barang Cina yang beredar tak berasal dari Cina.
"Barang masuk ke negara lain, namun tak mendapat respon sehingga masuk ke Indonesia," ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu. Karena itu, saat ini pemerintah mengawasi barang-barang impor Cina. Pengawasan dilakukan pada kadaluarsa, bahan-bahan, dan sebagainya. "Kami lihat lagi kenapa banyak pelarian dari Malaysia dan Singapura," kata Edy.
Secara terpisah Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan volume perdagangan Indonesia naik tinggi. Begitu juga dengan impor barang modal yang naik 30 persen dibanding waktu yang sama tahun lalu. Artinya, akan ada kenaikan produktifitas yang meningkatkan kapasitas produksi dan ekspor. "Ada tren kuat, meningkat. Ini akan kami manfaatkan tapi juga menjaga," ujar dia. RIEKA RAHADIANA