Alami Defisit Pasokan, Alasan Utama PGN Naikkan Harga Gas

Reporter

Editor

Selasa, 30 Maret 2010 16:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Tbk Hendi Priyo Santoso mengatakan saat ini PGN mengalami kekurangan pasokan gas dari hulu dalam jumlah besar. "Karena itu kami menaikkan tarif untuk menutup defisit," katanya saat penandatanganan kesekapatan harga gas antara PGN dan kalangan industri di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selasa (30/3)

Hendi menjelaskan, saat ini PGN mengalami kekurangan pasokan dalam jumlah besar antara 100 hingga 120 juta kaki kubik per hari. Bahkan, dengan berhentinya pasokan dari Offshore North West Java, kekurangan bisa mencapai 150 juta kaki kubik per hari. Untuk menutup defisit, gas diambil dari sejumlah lapangan gas dengan kontrak yang sangat mahal. Akibatnya PGN menaikkan harga gas 15 persen.

PGN menjual gas per 1 April untuk golongan K1 naik dari 3,8 per MMBTU menjadi US$ 4,3 per MMBTU dan biaya angkut gas dari Rp 650 menjadi Rp 750 per meter kubik, adapun untuk golongan K2 naik menjadi US$ 4,3 per MMBTU dengan biaya angkut gas Rp 770 per meter kubik. Harga itu berlaku untuk Jakarta, Bekasi, Karawang, Bogor, dan Banten.

PGN membeli dari exentension Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java yang mencapai US$ 5,4 per MMBTU, gas baru dari Medco yang totalnya mencapai 82 MMSCFD dengan harga US$ 5-5,4 per MMBTU. Kemudian harga suplai dari Pertamina di bagian Barat Jawa sudah mencapai US$ 4,5 per MMBTU.

Hendi mengatakan, Perusahaan Gas menerapkan harga yang berlaku secara regioal, dan itu akan mencerminkan harga pembelian pemerintah dan biaya operasional dari masing-masing daerah maupun regional. "Ini akan menerapkan prinsip fairness (keadilan)," katanya.

Kurangnya pasokan ini menyebabkan PGN menerapkan biaya tambahan atau surcharge sebesar 300 persen bila konsumen menggunakan gas melebihi kuota. Karena, bila ada pelanggan yang menggunakan gas secara berlebih berarti ada pelanggan yang kekurangan gas. "Ini untuk memberi sanksi pelanggan yang memakai volume di atas kontrak," katanya.

Hendi mengatakan, PGN telah mempunyai rencana untuk memasang alat automatic meter reading dan flow limiter. "Maksimal dalam dua tahun ke depan mekanisme ini bisa membatasai pemakaian di atas kontrak," tuturnya. Dengan demikain, nantinya biaya tambahan tidak lagi diperlukan.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

1 Agustus 2023

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

7 November 2022

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.

Baca Selengkapnya

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

20 Oktober 2022

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

20 Oktober 2022

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

Para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu pada Kamis, 20 Oktober 2022, untuk merundingkan lagi ihwal batas harga gas.

Baca Selengkapnya

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

12 Oktober 2022

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

Lonjakan harga dan rekor inflasi pangan di Inggris mengubah kecenderungan konsumen yang bersiap menghadapi musim dingin.

Baca Selengkapnya

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

6 Agustus 2022

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

Edy Priyono menilai terkendalinya inflasi melalui stabilitas harga barang dan jasa telah menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

2 Agustus 2022

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

Meroketnya harga minyak dan gas, kata Jokowi, mendorong pelbagai negara mengalami kesulitan keuangan.

Baca Selengkapnya