“Indonesia Jangan Takut IMF Angkat Kaki”

Reporter

Editor

Selasa, 21 Oktober 2003 09:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Meskipun IMF menghentikan bantuannya, Indonesia akan mampu bertahan dan dapat terus maju. Pemerintah Indonesia seharusnya lebih percaya diri, karena sebenarnya negara ini menyimpan potensi self-empowerment (pemberdayaan diri) yang sangat besar.

Optimisme ini dicetuskan pakar ekonomi UI, Prof Dr Sri Edi Swasono, usai peluncuran bukunya Dari Lengser ke Lengser, di Jakarta, Sabtu (24/2) sore. Menurut Sri Edi, pemerintah tidak perlu selalu menuruti keinginan IMF, termasuk dalam menaikkan harga BBM. “Jika rakyat mengamuk gara-gara kebijakan ini, apakah IMF mau bertanggung jawab?” kata dia.

Selama ini, kata mantan Ketua Dekopin itu, ada empat hal yang menjadi hambatan terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, dana dari IMF mau pun Bank Dunia belum juga mencair sepenuhnya, bahkan masih sangat sedikit daripada jumlah yang dijanjikan. Kedua, investor asing belum mau masuk ke Indonesia, ketiga, konglomerat yang merajai dunia ekonomi Indonesia masih sekarat, dan terakhir bank-bank belum sepenuhnya pulih dari krisis.

Meski begitu, “Kenyataannya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4 persen,” ujarnya. Sri-Edi menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai tingkat yang cukup menggembirakan karena potensi untuk itu ada. Dan, menurut dia, hal itu bukan oleh para konglomerat, melainkan usaha kecil dan menengah. “Itu bukti bahwa Indonesia memang memiliki potensi pemberdayaan diri itu,” kata dia.

Karena itu, kata Sri Edi, pemerintah seharusnya tidak perlu memiliki ketakutan jika IMF angkat kaki dari Indonesia, maka rakyat akan menderita. Sehingga pemerintah sangat menurut kepada IMF, termasuk menaikkan harga BBM. “Walau pun dari segi ekonomi, keputusan ini memang baik, namun dampaknya terhadap situasi politik dan sosial justru lebih berbahaya,” kata dia mengingatkan.

Ia melihat, walau pun kenaikan harga BBM secara tidak langsung berimplikasi pada peningkatan tabungan untuk APBN, karena pengeluaran pemerintah untuk subsidi jauh berkurang, namun hal itu belum dapat menjamin membaiknya kehidupan masyarakat. Sri Edi justru khawatir kenaikan ini akan berdampak pada biaya produksi dan akhirnya memukul sektor ekonomi riil yang baru mulai bangkit kembali. (Dara Meutia Uning)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

2 menit lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Prediksi Manchester City vs Wolves di Liga Inggris Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

6 menit lalu

Prediksi Manchester City vs Wolves di Liga Inggris Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

Manchester City akan menjamu Wolverhampton Wanderers dalam lanjutan Liga Inggris 2023-2024 di Stadion Etihad pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

8 menit lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

IPW Minta Polisi Proses Hukum Richard Lee Atas Dugaan Rekayasa Pencurian untuk Konten Klinik

12 menit lalu

IPW Minta Polisi Proses Hukum Richard Lee Atas Dugaan Rekayasa Pencurian untuk Konten Klinik

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso meminta Polresta Padang untuk mengusut Richard Lee yang diduga merekayasa pencurian di klinik miliknya.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

13 menit lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

13 menit lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

Di balik sukses ACN, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Termasuk tingginya harga avtur di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

19 menit lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Emily in Paris Season 4 Tayang Agustus 2024, Penuh Petualangan dan Balas Dendam

26 menit lalu

Emily in Paris Season 4 Tayang Agustus 2024, Penuh Petualangan dan Balas Dendam

Lily Collins mengumumkan jadwal tayang Emily in Paris Season 4 yang terbagi menjadi dua bagian dalam video baru yang dirilis oleh Netflix.

Baca Selengkapnya

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

27 menit lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

30 menit lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya