Peraturan tersebut dihapus dalam kesepakatan bersama antara Menteri Koordinator Perekonomian dan Komite Kebijakan pada 12 Januari lalu. "Kami yakin 2010 ini (penyaluran kredit) naik lagi," ucap Bambang.
Kredit usaha rakyat dicetuskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 November 2007 dengan target Rp 14,5 triliun selama tiga tahun. Berdasarkan data Kementerian Badan Usaha Milik Negara, hingga November 2009 telah tersalur Rp 16,45 triliun.
"Atau 113 persen dari target," kata Parikesit Soeprapto, Deputi Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Kementerian BUMN. Sebanyak 74 persen dari pembiayaan itu disalurkan oleh BRI senilai Rp 12,84 triliun kepada 2,3 juta debitur.
Bunga kredit usaha rakyat ritel cukup ringan, yaitu 14 persen. Adapun bunga di sektor mikro diturunkan dari 24 jadi 22 persen. Rata-rata debitur meminjam Rp 7,24 juta. Sementara rasio kredit bermasalah mencapai 4,92 persen.
Menurut Bambang, masalah yang kerap ditemui dalam penyaluran kredit usaha rakyat adalah anggapan bahwa kredit itu merupakan bantuan pemerintah seperti halnya kredit usaha tani pada masa Orde Baru. "KUR digunakan untuk konsumsi," ujar dia.
REZA MAULANA