Sebagian Utang Obligasi Pemerintah Akan Dihapus

Reporter

Editor

Rabu, 25 November 2009 20:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati pembentukan panitia kerja penuntasan rencana restrukturisasi sebagian surat utang pemerintah kepada Bank Indonesia pada 1997-1998. Panitia akan mulai bekerja awal tahun depan dan menghasilkan keputusan pada Februari 2010.

"Agar penyelesaian masalah ini lebih komprehensif dengan mempertimbangkan kepentingan pemerintah dan Bank Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Melchias Markus Mekeng di Jakarta kemarin.

Surat utang yang direstrukturisasi adalah SU-002, SU-004, dan SU-007. SU-002 merupakan obligasi yang menampung penambahan penyertaan modal negara ke PT Bank Ekspor Impor Indonesia sebesar Rp 20 triliun pada 1998. Adapun SU-004 merupakan surat utang uang untuk menjamin pembayaran kewajiban bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat pada 1999 yang mencapai Rp 53,78 triliun.

Sedangkan SU-007 merupakan surat utang pemerintah yang diterbitkan pada 24 November 2006. Surat utang ini berkaitan dengan SU-002 dan SU-004 karena berasal dari tunggakan bunga kedua surat itu ditambah indeksasi atau tambahan beban utang yang dihitung berdasarkan laju inflasi setiap tahun. Total nilai SU-007 mencapai Rp 54,86 triliun.

Menurut Melchias, utang dari hasil indeksasi itu dinilai kontroversial karena seolah-olah Bank Indonesia meraup untung dari inflasi. Padahal tugas bank sentral justru mengendalikan inflasi. Tambahan utang itu juga membebani pemerintah setiap tahun. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, pemerintah telah membayar empat kali, masing-masing Rp 3,46 triliun, untuk SU-007.

Tahun lalu, Panitia Anggaran DPR meminta obligasi ini direstrukturisasi, terutama dengan menghapuskan beban bunga dari hasil indeksasi sebesar Rp 37,93 triliun. Sedangkan sisanya dijadikan nominal baru SU-007 sebesar Rp 15,89 triliun. Tapi sampai saat ini rencana tersebut belum terealisasi.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, penghapusan sebagian nominal SU-007 sebaiknya dilakukan komprehensif dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap neraca pemerintah dan Bank Indonesia. Meski demikian, dia mengaku dilematis soal rencana ini.

Sri Mulyani mengatakan, di satu sisi pemerintah diuntungkan karena beban utang Rp 37,93 triliun bakal terhapus. Pemerintah juga tidak perlu memikirkan cicilan Rp 1,4 triliun per tahun yang menjadi beban anggaran. Tapi, jika penghapusan ini dilakukan, Bank Indonesia kehilangan aset sebesar utang yang dihapus. Padahal aset ini cukup fundamental dan mempengaruhi neraca.

Menurut Sri Mulyani, untuk menjamin pengelolaan perekonomian yang aman di masa datang, dibutuhkan pemerintah dan bank sentral yang sehat. "Nah, neraca bank sentral yang tidak sehat akan sangat mempengaruhi kemampuan bank sentral mengelola moneter," kata Sri.

Pelaksana tugas Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan bank sentral ingin segera menuntaskan penghapusan sebagian utang pada SU-007 secepatnya. "Kalau bisa sebulan selesai," katanya. Tapi dia menyerahkan masalah penuntasan utang ini kepada DPR.

Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, Olly Dondukambei, mengatakan Panitia Kerja perlu dibentuk untuk mengetahui lebih detail dampak penghapusan SU-007 terhadap neraca Bank Indonesia dan pemerintah. "Bank Indonesia kan milik kita juga, masak dibiarkan drop," katanya.

AGOENG WIJAYA

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

31 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya