Pengusaha Jawa Barat Minta PLN Transparan Soal Byar-Pet
Kamis, 12 November 2009 17:07 WIB
TEMPO Interaktif, BANDUNG - Para pengusaha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat minta Perusahaan Listrik Negara transparan soal penyebab pemadaman bergilir. "Supaya kami bisa estimasi sampai berapa lama keadaan ini" kata Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, saat dihubungi Tempo, Kamis (12/11).
Sebelumnya kalangan industri mengira pemadaman bergilir yang terjadi disebabkan oleh rusaknya trafo di Muara Karang yang pengaruhnya hanya berimbas di seputaran Jabodetabek saja. Namun sejak kemaren, pemadaman bergilir sudah menyentuh kawasan priangan di antaranya Kabupaten Bandung.
Menurut Ade, pihak industri disurati PLN kalau akan mendapat jatah pemadaman bergilir. Karena itu, sejumlah pabrik, termasuk pabrik Ade, mensiasati jatah pemadaman itu dengan meliburkan karyawannya. Masalahnya, papar Ade, PLN tidak tepat janji. Karyawan kadung dipulangkan, sementara jadwal mati lampu malah molor. “Sampai jam tiga ini masih nyala juga,” kata Ade.
Kondisi semacam ini, merugikan pengusaha hingga pekerja. Karenanya dia minta perusahaan itu tranpasaran soal penyebab pemadamam bergilir ini, termasuk sampai kapan waktunya. Dengan mengetahui kondisinya, jelasnya, pihak perusahaan bisa berembuk dengan pekerjanya untuk menggilir kerja.
Ade mengatakan, asosiasi bersedia diajak berembuk untuk mencari jalan keluarnya jika ternyata bakal memakan waktu lama sebelum kondisi pulih kembali. Ade mengusulkan, agar menggunakan cara yang digunakan bersama tahun lalu dengan menggilir pemangkasan penggunaan listrik sampai 50 persen dari pada pemadaman bergilir.
Sejumlah industri tekstil di Bekasi dicontohkannya, sudah menangguk sejumlah kerugian akibat pemadaman bergilir itu. Di antaranya, kerugian akibat telatnya jadwal pengiriman barang karena pengerjaannya molor akibat pemadaman bergilir. Besarnya kerugian sendiri masih dihitung asosiasi.
Deputi Komunikasi PT PLN Distribusi Jabar dan Banten Adang Zarkasih mengatakan, pemadaman bergilir yang terjadi akibat pemeliharan dan perbaikan pada sistem kelistrikan Jawa-Bali. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” katanya saat dihubungi.
Pihak PLN meminta masyarakat berpartisipasi dengan melakukan penghematan dengan memangkas pemakaian listriknya sebesar 50 watt sehari atau setara dengan dua lampu di setiap rumah. Dengan jumlah sebanyak 8 juta pelanggan rumah tangga di Jawa Barat penghematan itu setara dengan kapasitas satu pembangkit. Pelanggan industri juga diminta kontribusinya untuk mulai memakai genset untuk
Kendati demikian, kata Adang, pihak PLN Jawa Barat-Banten memutuskan memprioritaskan pelanggan industri tetap nyala listriknya. Pertimbangannya, katanya, multiplier effect apabila industri padam cukup besar. “Kita akan prioritaskan industri untuk Jawa Barat,” kata Adang.
AHMAD FIKRI