Inflasi Oktober 2009 Sebesar 0,19 Persen

Reporter

Editor

Senin, 2 November 2009 16:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi selama Oktober 2009 mencapai 0,19 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,68. Adapun laju inflasi sepuluh bulan tahun ini mencapai 2,48 persen, dan laju inflasi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,57 persen.

"Sepertinya inflasi tahun ini akan berada di bawah target 4,5 persen, selama tak ada hal-hal yang luar biasa," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, di kantornya, hari ini.

Secara lengkap, komponen inti pada Oktober 2009 mengalami inflasi 0,20 persen. Laju inflasi komponen inti tahun kalender 2009 mencapai 3,67 persen, sedangkan jika dibandingkan Oktober 2008 laju inflasi komponen inti sebesar 4,52 persen.

Rusman mengatakan, tak semua kota mengalami kenaikan harga. Dari 66 kota yang disurvei, sebanyak 45 kota mengalami inflasi. Sisanya justru mengalami deflasi.

Kota Padang menjadi penyumbang inflasi nasional terbesar, yakni sebesar 1,78 persen dengan IHK 119,82. Dia mensinyalir tingginya inflasi di Padang merupakan dampak dari gempa di perairan barat Sumatera Barat beberapa waktu lalu.

Advertising
Advertising

"SeteLah gempa harga di sana memang meroket," ujarnya.

Secara kelompok pengeluaran, hampir seluruh kelompok menunjukkan kenaikan harga. Inflasi Oktober 2009 yang tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mencapai 0,70 persen. Posisinya diikuti kelompok sandang 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,34 persen; kelompok bahan makanan 0,28 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen; dan kesehatan 0,20 persen.

Namun, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 0,71 persen. "Ini karena usai puasa dan Lebaran tarif angkutan tak ada lagi kenaikan tarif," kata Rusman.

Jika ditinjau lebih dalam, harga yang dikendalikan pemerintah justru mengalami deflasi 0,10 persen. Bahkan sejak awal tahun, kelompok barang dan jasa ini mengalami deflasi 4,02 persen.

Menurut dia, rendahnya inflasi sepanjang tahun ini cukup menunjukkan pengelolaan pemerintah lewat barang-barang yang harganya dikendalikan (administrated price) cukup baik. Demikian pula kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga inflasi inti.

Pada sisi lain, rendahnya inflasi dinilainya bukan sebagai dampak melemahnya daya beli masyarakat melainkan lebih disebabkan kondisi pasokan barang dan jasa yang memadai.

"Terutama pasokan beras, peran beras pada inflasi inti cukup besar," ujarnya.

Namun, dia megingatkan, rendahnya inflasi itu akan terjaga selama tak ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang bakal mengguncang daya beli masyarakat. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak maupun tarif dasar listrik.

"Itu dampaknya akan sangat besar," kata Rusman.

AGOENG WIJAYA | MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

8 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya