BI Diminta Tetap Pertahankan Suku Bunga

Reporter

Editor

Senin, 5 Oktober 2009 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - A. Tony Prasetiantono, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk., merekomendasikan agar Bank Indonesia tetap mempertahankan patokan suku bunga sebesar 6,5 persen.

Pasalnya, menurut dia, selain inflasi September 2009 merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini, BI juga perlu menjaga rupiah agar tetap di bawah 10 ribu per dolar AS seperti sekarang.

“Penurunan BI Rate bisa membahayakan kurs rupiah kembali ke 10 ribu per dolar AS ke atas,” kata Tony kepada Tempo.

BI akan memutuskan patokan suku bunga atau BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI siang ini.

Namun, ia juga meminta tetap mewaspadai ancaman kemungkinan terjadinya capital outflow di saat rupiah sedang berada dalam comfort zone seperti sekarang, di sekitar 9.700-an per dolar AS

Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Riset Danareksa Research Institute, juga memperkirakan BI Rate kemungkinan besar tidak akan diubah. Pasalnya, walaupun inflasi saat ini rendah, inflasi tahun depan akan naik mendekati 6 persen.

“Kalau BI forward looking, maka BI tidak akan menurunkan suku bunga acuannya,” kata Purbaya kepada Tempo pada kesempatan terpisah.

Purbaya mengingatkan, saat ini lebih baik BI memikirkan cara agar bunga pinjaman turun mengikuti BI Rate.

Badan Pusat Statistik Kamis pekan lalu mengumumkan, inflasi pada September 2009 mencapai 1,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,46.

Menurut Kepala BPS, Rusman Heriawan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 2,43 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,18 persen; kelompok sandang 1,28 persen; kelompok kesehatan 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,43 persen dan kelompok transpor, serta komunikasi dan jasa keuangan 0,89 persen.

Rusman menambahkan, laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2009 mencapai 2,28 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (September 2009 terhadap September 2008) sebesar 2,83 persen.

Komponen inti pada September 2009 mengalami inflasi 0,80 persen dan laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-September) 2009 sebesar 3,46 persen. Sedangkan laju inflasi komponen inti year on year (September 2009 terhadap September 2008) sebesar 4,86 persen.

GRACE S GANDHI

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya