Ekonom: Bunga Kredit Normalnya 9,5 Persen

Reporter

Editor

Kamis, 20 Agustus 2009 18:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Rencana penurunan suku bunga dana pihak ketiga oleh 15 bank, termasuk bunga tabungan, deposito, dan giro, secara bersamaan disambut baik oleh pengamat ekonomi. Namun pemerintah diminta berkoordinasi agar penurunan itu bisa lebih cepat dan lebih besar sehingga berpengaruh pada sektor riil.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika, selisih normal antara suku bunga kredit dan bunga deposito dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) berapapun, maksimal dua persen.

Seharusnya dengan rata-rata suku bunga deposito saat ini yang mencapai 9 persen, maka maksimal tingkat suku bunga kredit sekitar 11-12 persen. Sementara di lapangan, hingga sekarang bunga kredit bertengger di 16-18 persen. "Marjinnya terlalu tinggi. Makanya pendapatan perbankan lebih banyak dari net interest margin," kata Erani kepada Tempo, Kamis (20/8).

Ia menambahkan, melihat kondisi makro sekarang ini dengan BI Rate sebesar 6,5 persen, idealnya suku bunga deposito sekitar 7,5 persen. Dengan demikian, bunga kredit bisa ditekan hingga ke angka normal 9,5 persen. "Gubernur bank sentral mesti mencari solusi agar perbankan didorong untuk berperilaku sewajarnya," ujar Erani.

Bila imbauan agar perbankan menurunkan suku bunga kredit tidak mempan, pemerintah bisa memaksa bank-bank milik pemerintah untuk menurunkan suku bunga kredit. "Bank BUMN menguasai dana pihak ketiga sekitar 60 persen. Kalau bank BUMN dipaksa menurunkan bunga kredit, maka bank lain akan ikut juga," tutur dia, menegaskan.

Dalam banyak hal Bank Indonesia tidak bisa memaksa bank-bank umum untuk mengikuti aturannya. Apalagi regulasi tidak memungkinkan BI untuk melakukan hal tersebut. Namun sebagai salah satu instrumen moneter, BI dan pemerintah bisa bekerja sama untuk memaksa perbankan menurunkan tingkat suku bunga kreditnya untuk kepentingan nasional. "Aneh kalau pemerintah dan bank sentral tidak bisa memaksa bank-bank miliknya untuk menurunkan bunga kredit," ujar Erani.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution membenarkan adanya rencana penurunan suku bunga dana pihak ketiga oleh 15 bank secara bersamaan. Termasuk dalam dana pihak ketiga adalah tabungan, deposito, dan giro. Besarnya penurunan suku bunga selaras.

“Artinya proporsial, sejalan. Simpulkan saja sendiri selaras itu berapa,” kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis sore ini. Ketika ditanya kenapa hanya bunga dana pihak ketiga yang turun, bukan bunga kredit, Darmin memastikan bunga kredit akan ikut turun seiring penurunan bunga dana pihak ketiga itu.

BOBBY CHANDRA | RIEKA RAHADIANA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya