Pemerintah Targetkan Rp 2 Triliun Lagi dari Lelang SUN
Jumat, 19 Juni 2009 11:28 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia berencana menggaet Rp 2 triliun dari lelang surat berharga pekan depan untuk membantu defisit anggaran pendapatan belanja negara tahun ini yang diperkirakan 2,5 persen dari pendapatan domestik bruto 2009.
Departemen Keuangan akan menjual surat utang negara atau SUN pada 23 Juni untuk seri SPN201006101 yang jatuh tempo pada 2010 diikuti seri FR0030 yang jatuh tempo pada 2016, dan seri FR0044 jatuh tempo pada 2024.
Seperti yang dilansir kantor berita Reuters, Kamis (18/6), Departemen Keuangan mengantongi Rp 3 triliun pada lelang terakhirnya 9 Juni lalu, atau melebih target Rp 2 triliun berdasarkan perkiraan perkembangan kondisi perekonomian dunia.
Sejauh ini, pemerintah telah mendapatkan Rp 96 triliun atau lebih dari dua pertiga target kotor penerbitan surat utang 2009, yang akan meningkat hingga Rp 142,3 triliun setelah bank sentral memangkas acuan suku bunganya guna mendorong permintaan surat utang.
Bank sentral memangkas acuan suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate sebanyak 0,25 persen lebih rendah menjadi 7 persen, dan mengisyaratkan untuk memangkasnya lagi jika inflasi rendah dan nilai tukar rupiah stabil.
REUTERS | BOBBY CHANDRA
Departemen Keuangan akan menjual surat utang negara atau SUN pada 23 Juni untuk seri SPN201006101 yang jatuh tempo pada 2010 diikuti seri FR0030 yang jatuh tempo pada 2016, dan seri FR0044 jatuh tempo pada 2024.
Seperti yang dilansir kantor berita Reuters, Kamis (18/6), Departemen Keuangan mengantongi Rp 3 triliun pada lelang terakhirnya 9 Juni lalu, atau melebih target Rp 2 triliun berdasarkan perkiraan perkembangan kondisi perekonomian dunia.
Sejauh ini, pemerintah telah mendapatkan Rp 96 triliun atau lebih dari dua pertiga target kotor penerbitan surat utang 2009, yang akan meningkat hingga Rp 142,3 triliun setelah bank sentral memangkas acuan suku bunganya guna mendorong permintaan surat utang.
Bank sentral memangkas acuan suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate sebanyak 0,25 persen lebih rendah menjadi 7 persen, dan mengisyaratkan untuk memangkasnya lagi jika inflasi rendah dan nilai tukar rupiah stabil.
REUTERS | BOBBY CHANDRA
