TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membutuhkan suntikan modal dari pemerintah karena gearing ratio atau batas penjaminan sudah di atas sepuluh kali dari modal kedua perusahaan asuransi kredit usaha rakyat bentukan pemerintah itu.
Direktur Utama Askrindo Chaerul Bahri mengatakan suntikan modal dibutuhkan untuk mengantisipasi lonjakan kredit bermasalah yang bisa menggerus modal. "Saat ini gearing ratio penjaminan perseroan sudah lebih di atas sepuluh kali lipat, itu tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah jika harus meneruskan program penjaminan kredit usaha rakyat (KUR)," kata Chaerul di Jakarta, Jumat (28/5).
Menurut dia, sampai April 2009 penyaluran kredit usaha rakyat mencapai Rp14,08 triliun dan realisasi penjaminan sebesar Rp13,5 triliun. Angka tersebut sudah sepuluh kali lipat dari nilai modal penjaminan yang disuntikan pemerintah pada akhir 2008 sebesar Rp1,45 triliun. Porsi modal penjaminan tersebut untuk Askrindo sebesar Rp 850 miliar dan Jamkrindo Rp 600 miliar.
Askrindo dan Jamkrindo dalam pelaksanaan penjaminan melakukan pembagian risiko masing-masing sebesar 60:40. Tahun ini pemerintah menjanjikan suntikan modal kepada Jamkrindo dan Askrindo sebesar Rp 2 triliun. Tambahan modal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target penyaluran KUR tahun ini menjadi Rp 20 triliun dari semula sebesar Rp14 triliun.
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
13 hari lalu
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.