Hasilnya, nilai nominal penjualan mencapai 650 juta dolar Amerika Serikat, dengan kupon tetap 8,8 persen dan masa jatuh tempo 24 April 2014. "Kelebihan permintaannya hingga 7 kali," kata Rahmat lewat pesan pendek yang diterima Tempo, Jumat (18/4). Secara
Dilihat dari sisi geografis, Rahmat memaparkan, distribusi investor pembeli meliputi Timur Tengah sebanyak 30 persen, investor Asia termasuk Indonesia sebanyak 40 persen, Amerika Serikat (19 persen), dan Eropa (11 persen)
Sedangkan dari sisi distribusi berdasarkan jenis investor, sukuk global banyak dibeli lembaga pembiayaan sebanyak 45 persen, perbankan sebanyak 37 persen, investor individual sebanyak 14 persen, dan asuransi serta dana pensiun sebanyak 4 persen.
Menurut Rahmat, selain untuk memenuhi target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009, penerbitan sukuk ini juga dilakukan sebagai upaya diversifikasi instrumen pembiayaan. "Juga memperluas basis investor sukuk di pasar internasional," katanya. AGOENG WIJAYA --
AGOENG WIJAYA