TEMPO Interaktif, Jakarta: Nasabah Bank IFI menilai mekanisme penutupan kantor Bank IFI kurang layak. Pemberitahuan yang dilakukan secara mendadak hanya lewat selembar kertas di depan pintu kantor dinilai justru akan menimbulkan kepanikan.
Karyawan swasta di sebuah perusahaan di Jalan Sudriman itu sempat kecewa lantaran tidak bisa meminta keterangan langsung dari manajemen Kantor Pusat Bank IFI. Namun demikian, Dedy mengaku akan mengikuti proses likuidasi yang akan dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
Bank Indonesia, katanya, pasti sudah mengevaluasi kinerja Bank IFI. Dia juga yakin, seharusnay BI sudah tahu kapan bank ini masih dipertahankan. Nasabah sama sekali tidak diberitahu. "Tahunya ketika hari H (penutupan)," ucapnya kepada Tempo.
Nasabah lain Sika, 28 tahun, mengatakan ia datang ke Kantor Pusat Bank IFI di Plaza ABDA untuk mempertanyakan status dananya sebanyak 4 juta yang ia depositokan. "Saya, kan, tidak tahu aturannya. Yang saya tahu bank-nya tutup," kata karyawan swasta di bilangan Senayan itu.
Bank Indonesia Jumat (17/4) resmi mencabut izin operasional Bank IFI. Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Firdaus Djaelani membenarkan berhentinya operasioanl Bank IFI dicabut oleh Bank Indonesia.
Namun, nasabah diharapkan tidak mengkhawatirkan dananya di bank tersebut. "Total dana pihak ketiga di bank tersebut sekitar Rp 250 miliar, tapi kemungkinan yang akan kami bayarkan Rp 175 miliar," kata Firdaus kepada Tempo, Jumat (17/4).
Pihak Lembaga Penjamin, kata Firdaus, seperti biasa akan memverikasi data-data dan menyiapkan dana jaminan bagi nasabah.
AGOENG WIJAYA
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
1 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
2 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
2 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
2 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
2 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaUang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024
3 hari lalu
BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAlipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal
3 hari lalu
Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate
3 hari lalu
Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya