Kisah Mesin Penangguk Uang Bernama Arun

Reporter

Editor

Senin, 15 September 2003 13:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kisah PT Arun yang menyumbangkan devisa kepada Jakarta, tapi tak mampu mengangkat kesejahteraan Aceh. Kompleks PT Arun Natural Gas Liquefaction Co. tampak megah di pinggir jalan utama trans Sumatera, hanya beberapa kilometer di luar pusat kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Sepanjang hari, api dari cerobong asap PT. Arun selalu menyala menjilat langit, menandakan pabrik pengolahan gas alam cair itu sedang aktif beroperasi. Kilang-kilang pengolahan gas alam berukuran raksasa menjulang ke angkasa, dengan bendera merah putih di pucuknya, berkibar-kibar ditiup angin. Setiap hari, PT. Arun memproduksi 38.800 meter kubik LNG dan 25.200 barrel kondensat. Tahun lalu saja, perusahaan ini mengapalkan 113 kargo LNG yang setara dengan 6, 42 juta ton gas cair. Sedang total kondensat yang diekspor adalah 9, 3 juta barrel yang diangkut dalam 24 kali pengapalan. Semua produksi PT. Arun dikerahkan untuk memasok kebutuhan gas cair di Jepang dan Korea Selatan. Jumlah produksi tahun lalu itu, sebenarnya sudah jauh menurun dari puncak operasional PT Arun sekitar tahun 1993. Ketika itu, setiap tahunnya, perusahaan yang 55 persen sahamnya dikuasai Pertamina ini mampu memproduksi 224 kargo LNG. Selain gas cair dan kondensat, PT. Arun juga memproduksi pupuk urea dan amonia. Ketika pertama kali ditemukan 1978 silam, cadangan gas di Arun, memang sempat diestimasi sebagai cadangan gas alam terbesar di dunia. Dua tahun lalu, nilai satu kali pengapalan saja mencapai US$ 10 juta. Jadi bisa dibayangkan, berapa triliun rupiah devisa negara yang dihasilkan dari pabrik raksasa ini, setiap harinya. Di sisi lain, tak bisa dipungkiri, salahsatu pemicu berkobarnya konflik di Aceh adalah keberadaan PT. Arun, selain tentu sejumlah pabrik minyak dan gas bumi trans-nasional lainnya di Aceh Utara, seperti Exxon Mobile, PT. ASEAN Fertilizer dan PT. Pupuk Iskandar Muda. Juru bicara sayap militer GAM Tgk Sofyan Daud terang-terangan menuding pemerintah Indonesia mengeruk kekayaan alam Aceh melalui pabrik-pabrik pengeboran dan pengolahan minyak dan gas seperti PT. Arun. Bahkan, karena pabrik ini dijaga ketat aparat keamanan Indonesia, GAM sempat mengancam akan menyerang seluruh fasilitas itu, jika operasi militer TNI benar-benar digelar. "Karena fasilitas pabrik itu juga dimanfaatkan jadi markas tentara Indonesia, maka semua objek vital itu sah diserang," kata Sofyan Daud keras. Ancaman terhadap pabrik multi nasional di Aceh seperti itu, bukan yang pertama. Awal Maret 2001, karena serangan bertubi-tubi pasukan GAM ke beberapa gudang milik Exxon Mobile, perusahaan itu sempat menghentikan operasi selama beberapa bulan. Baru Juli tahun yang sama, Exxon kembali beroperasi. Akibat perusahaan pemasok gasnya macet, pendapatan PT. Arun sempat turun sampai 30 persen dari batas normal. Operasi kilang pengeboran Exxon dan pengolahan gas cair di PT Arun memang berkelindan. Pipa gas cair ratusan kilometer menghubungkan kilang-kilang Exxon dengan pabrik pengolahan PT. Arun di Lhokseumawe. Setiap beberapa kilometer, TNI mendirikan pos penjagaan untuk mengantisipasi serangan GAM pada fasilitas penting itu. Bahkan, Wakil Panglima Komando Operasi TNI di Aceh Brigjen Bambang Darmono mengaku menempatkan tiga batalion pasukannya, khusus untuk menjaga semua objek vital di wilayah ini. Ketika situasi memanas seperti sekarang, apalagi ketika batas ultimatum pemerintah Indonesia untuk GAM berakhir Senin (12/5), antisipasi pengamanan memang nampak meningkat. " Sebenarnya biasa saja. Toh, sejak 1980-an, fasilitas kami memang dijaga ketat," kata Fauzi Husen, kepala satgas pengamanan PT. Arun kepada TEMPO News Room. Bahu membahu bersama pasukan TNI yang ditempatkan di sana, satuan pengaman PT. Arun bertugas menjaga ketat tiap sudut perumahan karyawan dan fasilitas pengolahan gas cair di sana. Kompleks perumahan lebih dari 1200 karyawan PT. Arun memang terletak di dalam lahan pabrik ini. Untuk berangkat dan pulang dari tempat kerja, karyawan bahkan tidak perlu melewati jalan-jalan umum. Karena itulah, ketika Senin (12/5) sebagian besar Lhokseumawe lumpuh oleh seruan mogok GAM, kinerja PT. Arun sama sekali tidak terganggu. " Paling yang tidak masuk hanya dua-tiga orang, yang rumahnya di luar kompleks," kata staf hubungan masyarakat PT. Arun, Maimun Yusuf. Meski begitu, keamanan PT. Arun belum sepenuhnya terjamin. " Kadang ada serangan sporadis ke pipa-pipa gas dari Exxon ke sini," kata seorang tentara yang menolak disebutkan namanya. Ia tengah berjaga disalah satu pos dekat PT. Arun bersama lima kawan seregunya. " Mereka tidak berani masuk ke lokasi pabrik. Makanya yang dihajar, justru pipa-pipa ini," katanya lagi. Dua hari lalu, prajurit ini mengaku baru saja terlibat kontak senjata dengan sekelompok kecil gerilyawan GAM. Tak ada yang luka. Namun, pertempuran itu jelas jadi sinyal kuat kalau PT. Arun tak sepenuhnya steril dari gangguan keamanan. " Kami tak bertanggungjawab soal keamanan pipa. Itu milik Exxon," kata Fauzi Husen. Ia mengaku tak pernah mendengar insiden kontak senjata di dekat fasilitas yang dijaganya, belakangan ini. Namun, Fauzi yakin --baik GAM maupun TNI, akan sangat berhati-hati melepaskan peluru di sekitar kilang pengolahan maupun pipa gas alam. " Kalau sampai kena kilang, seluruh Aceh bisa terbakar," katanya pelan. " Saya yakin, kedua pihak tahu jelas bahaya ini," imbuh Fauzi lagi. Semoga saja. (Wahyu dhyatmika - TEMPO News Room)

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

1 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 menit lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

11 menit lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

12 menit lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

18 menit lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

23 menit lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

23 menit lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

24 menit lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

24 menit lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

25 menit lalu

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

Penyesalan Chris Hemsworth akan perannya sebagai Thor dalam film Thor: Love and Thunder dan projek mendatang yang akan ia bintangi.

Baca Selengkapnya