Utang Pemerintah Jatuh Tempo US$ 10,1 Miliar

Reporter

Editor

Selasa, 7 April 2009 10:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia mencatat utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo pada 2009 sebesar US$ 10,1 miliar. Pembayaran utang luar negeri pemerintah itu sebagian akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009.

Direktorat Riset Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia dalam laporan perekonomian Indonesia 2008 menjelaskan, utang pemerintah itu terdiri atas utang pokok US$ 7,1 miliar dan bunga US$ 3 miliar.

Pada 2009 pemerintah juga berencana menarik pinjaman baru sebesar US$ 9,1 miliar untuk pembayaran utang pemerintah. Pinjaman itu berupa pinjaman program dan proyek senilai US$ 5,8 miliar, US$ 3,3 miliar dari penerbitan Surat Utang Negara dan sukuk dalam valuta asing.

Indonesia juga mendapatkan komitmen pinjaman siaga dari kreditur multilateral dan bilateral sebesar US$ 6,5 miliar untuk berjagai-jaga.

Bank Dunia juga berkomitmen memberikan US$ 2 miliar, Bank Pembangunan Asia dan Australia masing-masing US$ 1 miliar, Pemerintah Jepang US$ 1,5 miliar, IDB dan Perancis masing-masing US$ 0,5 miliar tapi masih dalam penjajakan.

Pada 2009 sektor swasta juga harus memenuhi utang jatuh tempo sebesar US$ 17,4 miliar atau 63,3 persen dari total utang luar negeri jangka pendek Indonesia sebesar US$ 27,5 miliar.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya