TEMPO Interaktif, Jakarta: Kamar Dagang dan Industri Indonesia mendesak Bank Indonesia untuk melakukan rapat kerja dengan perbankan nasional untuk segera menurunkan suku bunga kredit. Tingginya suku bunga kredit dari perbankan tidak memberikan pertumbuhan positif untuk industri riil.
"Saya apresiasi Bank Indonesia menurunkan suku bunga hingga 7,5 persen. Tapi kalau tidak diikuti perbankan nasional ya percuma," kata Ketua Kadin, M.S. Hidayat mengatakan di Jakarta, Senin (6/4).
Menurut Hidayat, suku bunga perbankan masih sekitar 16 persen. Padahal spread biasanya 4 sampai 5 persen. Sehingga, idealnya suku bunga turun sekitar 11 persen. Ia menilai ini menjadi kendala aktivitas sektor riil. "Kami minta Bank Indonesia turut campur melakukan raker (rapat kerja) dengan perbankan nasional," ucapnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy menilai suku bunga kredit perbankan idealnya satu digit saja. "Kalau suku bunga 9 persen, industri akan berkembang," ujarnya.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
1 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.