TEMPO Interaktif, Jakarta:Kalau IMF menolak dibayar total, artinya mereka mengharapkan bunga hutang yang tinggi dari Indonesia. Menteri Negara Perencanan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie meminta pemerintah membayar total utang dan sisa utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar Rp 9,7 trilyun. Bayar total sekarang juga, selesai masalah, katanya sebelum melakukan dengar pendapat dengan panitia anggaran DPR, Jakarta, senin (12/5). Kwik memepertanyakan efektifitas utang IMF kepada Indinesia. Masalahnya, utang itu tidak boleh digunakan tapi disimpan dalam cadangan devisa. Padahal, Indonesia harus membayar bunga atas utang itu yang sudah mencapai US$ 1,7 milyar. Menurut Kwik, cadangan devisa - meskipun tanpa utang IMF, cukup untuk melakukan impor dalam beberapa bulan. Karena itu ia mempertanyakan argumentasi Direktur Eksekutif IMF yang membawahi 13 negara Asia Pasifik Sri Mulyani, yang menganggap tidak cukup untuk impor dalam beberapa bulan. Kwik menganggap, jika IMF menolak usulan pembayaran total terhadap utangnya, hal ini semata-mata karena keinginan IMF untuk mendapatkan bunga yang tinggi. Selain itu, menurut dia, keberadaan utang itu digunakan sebagai alasan bagi IMF untuk tetap melakukan monitor terhadap Indonesia. Menurut saya ada upaya IMF untuk tetap bertahan di Indonesia, kata Kwik. Kata Kwik, pemerintah Indonesia sebenarnya punya banyak kemungkinan untuk meminta pinjaman kepada pihak lain selain CGI dan Paris Club. Pun kita bisa utang dimana-mana, kata Kwik tanpa merinci dimana kemungkinan menghutang itu. (Multazam-TNR)
Berita terkait
Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya
19 detik lalu
Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya
Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
10 menit lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.