Investasi di Indonesia Bakal Seret

Reporter

Editor

Kamis, 18 September 2008 00:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Realisasi investasi di Indonesia diperkirakan semakin seret akibat perlambatan ekonomi Asia. Selain itu kenaikan harga minyak dan pangan serta inflasi juga ikut mendorong perlambatan tersebut. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dalam tinjauan ekonominya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini ditaksir rata-rata 7,5 persen dan 7,2 persen pada 2009. Sedangkan laju inflasi di Asia diprediksi turun menjadi 7,2 persen. Namun, inflasi Asia-Pasifik diproyeksikan sebesar 7,8 persen, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 5,1 persen. Lembaga keuangan itu juga meminta negara-negara di Asia memotong subsidi minyak untuk menguarangi tekanan anggaran. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi mengatakan, banyak investor cenderung menunda kegiatan investasinya. Dampaknya akan terjadi perlambatan ekonomi di Indonesia. Perlambatan ekonomi di dunia juga ikut mempengaruhi pasar keuangan. "Sehingga sedikit investasi ke Indonesia," ujarnya kepada Tempo, Rabu (17/9). Menurut dia, harga beberapa komoditas unggulan Indonesia sedang turun. Seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil). "Kita bisa terancam defisit," katanya. Untuk mengatasinya, kata Sofyan, pertama, pemerintah harus mendorong pertumbuhan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan industri. Alasannya, kondisi infrastruktur saat ini menyebabkan ekonomi tinggi. Dia mencontohkan, jalanan yang macet dan pasokan listrik yang tidak memadai. Kedua, pemerintah mesti segera menyalurkan anggaran agar arus kas perusahaan lancar. Pengamat ekonomi Faisal Basri menolak usulan Bank Pembangunan Asia. "Tidak usah didengar. Mereka suka ngaco," ujarnya. Menurut Faisal, kunci untuk bertahan di tengah situasi saat ini dengan memfokuskan pada pembangunan sektor industri, khususnya manufaktur. Kenyataannya, saat ini pertumbuhan sektor manufaktur terus menurun. Pertumbuhan justru terjadi di sektor jasa yang sedikit menyerap tenaga kerja. Menurut Faisal, penurunan pertumbuhan sektor manufaktur karena pemerintah tidak konsisten dalam membuat kebijakan pengembangan industri. Padahal, sektor manufaktur merupakan faktor penting untuk membangun sistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Apalagi sektor manufaktur bernilai padat tenaga kerja.dan sumber daya alam. "Kebijakan industri tidak fokus dan prioritas," katanya. Sekretaris Jenderal Agus Tjahajana mengatakan krisis keuangan di Amerika Serikat juga tidak akan berpengaruh langsung pada pertumbuhan industri. Alasannya, tidak ada industri yang berhubungan dengan krisis kredit perumahan dan perbankan Amerika Serikat yang kolaps tersebut. "Jangka pendek belum kelihatan," kata Agus kepada Tempo, Rabu (17/9). Sebelumnya pemerintah sudah melakukan revisi target pertumbuhan industri sebanyak tiga kali menjadi enam persen. Pada awal tahun, pemerintah menargetkan pertumbuhan industri sebesar 7,4 persen. Namun, target ini direvisi menjadi menjadi 6,5 persen dan belakangan kembali direvisi menjadi enam persen, karena adanya kenaikan harga minyak. Menurut Agus, permasalahan akan terjadi pada ekspor karena industri Indonesia tergantung pada ekspor. Sehingga, kalau negara tujuan bermasalah maka akan berdampak pada pengurangan nilai dan volume ekspor. Salah satu contohnya adalah tekstil, yang banyak diekspor ke Amerika Serikat. NIEKA INDRIETTA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya