LIPI: Pemerintah Sulit Entaskan Kemiskinan

Reporter

Editor

Kamis, 28 Agustus 2008 14:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta : Pemerintah dinilai akan sulit untuk mengentaskan persoalan pengangguran dan kemiskinan. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh sektor non-tradable yang penyerapan tenaga kerjanya rendah.

"Dengan pola pertumbuhan ekonomi seperti saat ini pemerintah akan sulit melakukannya," kata peneliti Pusat Penelitan Ekonomi (P2E) LIPI Latif Adam dalam jumpa pers hasil penelitian "Pertumbuhan Ekonomi Naik, Industri Stagnan : Mencari Terobosan Kebijakan Industri" di Kantor LIPI, Kamis (28/08).

Hasil penelitian P2E LIPI menunjukan motor penggerak pertumbuhan ekonomi sampai kuartal kedua 2008 masih tetap terfokus pada sektor non-tradable. Sektor non-tradable yaitu listrik gas, air minum, konstruksi, perdagangan, hotel, restoran, transportasi, keuangan dan jasa-jasa menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 73,4 persen.

Sementara, sektor tradable sumbanganya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 26,6 persen. Sektor-sektor tradable adalah pertanian, pertambangan serta industri pengolahan.

Menurutnya, tren dalam lima tahun terakhir sektor non- tradable terus menurun sumbangsihnya dalam pertumbuhan ekonomi. "Padahal penyerapan tenaga kerja dari sektor non-tradable lebih rendah dibandingkan sektor tradabel," kata Latif.

Selama ini, sektor tradable menyerap hampir 60 persen tenaga kerja di Indonesia.

Sementara itu, target pemerintah untuk menurunkan anka pengangguran dan kemiskinan cukup ambisius. Presiden SBY menyatakan dalam pidato kenegaraannya kemiskinan akan ditekan sampai 12-14 persen. "Apakah mungkin ini dicapai dengan pola pertumbuhan ekonomi seperti saat ini? Saya rasa sulit," katanya.

Latif bahkan menyebutkan hasil penelitianya yang menyebutkan pengangguran justru akan meningkat pada tahun depan menjadi 9 persen atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah yang mentargetkan sebesar 7-8 persen.Posisi saat ini, angka pengangguran masih berada pada 8,5 persen. "Penyerapan tenaga kerja dari sektor industri menurun," katanya.

Serapan tenaga kerja justru lebih banyak di sektor informal yang menurutnya justru tak sehat bagi perekonomian. Oleh karena itu, Ia menilai pemerintah harus segera dan serius menggarap sektor tradable yang banyak menyerap tenaga kerja jika ingin menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di tahun depan.

Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Andi Rahmat juga sependapat dengan LIPI. Menurutnya, target pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran yang disampaikan oleh Presiden SBY dalam pidato kenegaraanya memang terlalu ambisius. "Berat, pada akhirnya pemerintah harus merevisi target yang sudah disampaikan," kata Andi menjawab pertanyaan Tempo.

Andi menyatakan pertumbuhan ekonomi memang tak berkualitas karena kurang berkonstribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. "Sektor manufaktur kita yang banyak menyerap tenaga kerja memang terus mengecil," katanya.

Kendalanya, karena persoalan modal, iklim investasi dan sistem perpajakan. Untuk itu, Andi mendesak pemerintah membentuk Badan Layanan Umum untuk sektor manufaktur dan mempercepat pembentukan kawasan berikat.

Gunanto E S

Box :

Sumbangan sektor tradable dan non tradable terhadap Growth

Sektor Q2 2007 Q2 2008
Tradable 34,9% (2,2 % dari 6,3%) 26,6 % (1,7 dari 6,4)
Non tradable 65,1% (4,1 dari 6,3) 73,4% (4,7 dari 6,4)

Tabel pertumbuhan Year on Year menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha Q2/2007 Q2/2008
Pertanian 0,4 (6,3) 0,7 (10,9)
Pertambangan 0,3 (4,8) -0,1 (-1,6)
Industri Pengolahan 1,5 (23,8) 1,1 (17,2)
Listrik, Air dan Gas 0,1 (1,6) 0,1 (1,6)
Kosntruksi 0,5 (7,9) 0,5 (7,8)
Perdagangan, Hotel 1,4 (22,2) 1,3 (20,3)
dan Restoran
Pengangkutan dan Komu 0,8 (12,7) 1,4 (21,8)
Keuangan, real estate 0,7 (11,1) 0,8 (12,5)
Jasa-Jasa 0,6 (9,5) 0,8 (12,5)

PDB 6,3 6,4

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukan kontribusi pertumbuhan sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi (dalam persen).

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

8 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

23 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

23 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

34 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

54 hari lalu

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

54 hari lalu

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

58 hari lalu

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya