TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mewaspadai bencana banjir yang berkelanjutan dapat mengganjal program stabilisasi harga beras. "Kami memang tidak menyangka banjir akan melanda Jawa yang merupakan sentra beras, seperti Madiun dan Grobogan. Jadi kami hanya andalkan produksi dari Jawa Barat seperti Karawang dam Indramayu," ujar Direktur Bina Pasar dan Distribusi Departemen Perdagangan Gunaryo kemarin di Jakarta. Dijelaskannya, walaupun Operasi Stabilisasi Harga Beras dan Operasi Pasar Khusus telah digelar Perum Bulog sejak awal Desember lalu, kenaikan harga masih belum dapat terhindarkan. Hal ini ditambah laporan dari beberapa daerah, seperti gudang Dolog di Ponorogo yang terendam banjir. "Kenaikan harga beras kualitas medium IR 64-3 masih terus bergerak," tutur Gunaryo. Per hari ini (27/12), dari Pantauan Departemen Perdagangan menunjukkan harga rata-rata nasional beras kualitas medium sebesar Rp 5.243, atau naik dibanding pada tanggal 19 Desember lalu.yang sebesar Rp 5.183 per kilogram. Harga beras tertinggi terdapat di Denpasar Rp 6.000 dan terendah di Surabaya Rp 4.700 per kilogram. Ke depan, jika kondisi alam belum membaik dan stok beras Bulog menipis, menurut dia, satu-satunya langkah yang dapat dilakukan untuk meredam gejolak harga adalah dengan mengimpor beras. "Mereka (Bulog) kan masih punya izin impor 200 ribu ton beras," tukas Gunaryo. l RR ARIYANI