TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada akhir perdagangan hari ini, Kamis, 14 September 2017, yakni sebesar 0,38 persen atau 50 poin dan ditutup pada level Rp 13.251 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.228–Rp 13.255 per dolar AS. Rupiah menjadi kurs yang melemah paling signifikan dibanding negara-negara lain di kawasan Asia.
Won Korea Selatan juga terdepresiasi 0,35 persen, disusul peso Filipina yang melemah 0,34 persen.
Adapun yen Jepang menguat paling signifikan sebesar 0,09 persen atau 0,09 poin ke level 110,39 yen per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama di dunia hari ini terpantau melemah 0,16 persen atau 0,146 poin ke 92,374 pada pukul 16.43 WIB.
Baca: Mayoritas Mata Uang Asia Menguat, Rupiah Melemah
Dolar AS cenderung melemah menjelang rilis data inflasi yang diharapkan memberi petunjuk mengenai periode penaikan suku bunga The Federal Reserve berikutnya.
Fokus jangka pendek pasar saat ini adalah data inflasi AS yang akan sangat dicermati oleh bank sentral AS The Fed sebagai pertimbangan untuk menaikkan suku bunga berikutnya.
“Pasar telah bergerak sedikit ke sisi dovish dalam hal ekspektasi The Fed, jadi jika misalkan angka inflasi AS ternyata sedikit lebih kuat dari perkiraan, maka saya pikir akan membantu menambahkan sedikit lebih banyak terhadap rebound dolar,” kata Heng Koon How, kepala strategi pasar untuk United Overseas Bank di Singapura.
Pada Kamis pagi tadi, 14 September 2017, nilai tukar rupiah dibuka juga dengan pelemahan 0,30 persen atau 39 poin di Rp 13.240 per dolar AS.