TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berujar pendapatan negara mulai Januari 2017 hingga akhir Agustus 2017 sebesar Rp 780,04 triliun. "Atau 53 persen dari total target penerimaan kita di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun ini," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 7 September 2017.
Menurut Sri Mulyani pemerintah menargetkan dapat meraup Rp 1.878,4 triliun pada APBN-P 2017. Di sektor penerimaan pajak, tutur dia, negara berhasil mengantongi Rp 745,818 triliun atau sebanyak 52,6 persen dari yang ditargetkan pada APBN-P tahun ini, yakni Rp 1.472,7 triliun.
Baca: Sri Mulyani: Defisit Anggaran dan Utang Masih Aman
Angka itu menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik bila dibandingkan dengan data pada periode yang sama tahun lalu. Penerimaan negara pada periode Januari 2016 hingga Agustus 2016 adalah Rp 711,45 triliun atau 46 persen dari target di APBN, dengan penerimaan sektor pajak sebesar Rp 689,09 triliun atau 45,8 persen.
Padahal, pemerintah saat itu tengah menjalankan program pengampunan pajak pada Juli hingga Desember 2016. "Pertumbuhan cukup baik kalau dilihat dari year on year, Jadi kita optimistis di tahun ini karena biasanyanya pada Oktober hingga Desember belanja pemerintah naik," kata dia.
Simak: Sri Mulyani: Pemerintah Masih Nyicil Utang Warisan Krisis
Mengenai penyerapan belanja pemerintah pusat, menurut Sri, mencapai Rp 695,66 triliun atau sebesar 50,9 persen sejauh ini. "Jumlahnya naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 644,712 triliun," katanya.
Sementara, penyerapan anggaran transfer daerah, kata dia, mencapai 65,6 persen atau Rp 502,61 hingga akhir Agustus 2017. Nilai itu naik apabila dibandingkan dengan tahun lalun sebesar Rp 490,3 triliun atau 63,2 persen pada periode yang sama. Sri Mulyani menyatakan defisit fiskal pada APBN-P 2017 adalah sebesar Rp 224,35 triliun atau 1,65 persen dari Produk Domestik Bruto hingga akhir Agustus 2017.
CAESAR AKBAR