TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada Kamis sore, 7 September 2017, ditutup menguat 0,20 persen atau 26 poin di Rp 13.307 per dolar Amerika Serikat. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.305-13.335 per dolar Amerika.
Nilai tukar rupiah berakhir menguat pada perdagangan hari ini, saat semua mata uang di Asia terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika. Ringgit Malaysia yang menguat 0,67 persen memimpin apresiasi mata uang Asia, diikuti won Korea Selatan 0,53 persen, dan peso Filipina 0,41 persen.
Sedangkan indeks dolar Amerika yang mengukur kekuatan kurs dolar Amerika terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,45 persen atau 0,416 poin ke 91,874 pada pukul 16.54.
Presiden Amerika Donald Trump dan Kongres mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan mendanai pemerintah hingga 15 Desember mendatang, yang berpotensi menghindari default atas utang pemerintah Amerika.
Baca: Harga Minyak Dunia Stabil, Rupiah Menguat
Meski demikian, berlanjutnya kekhawatiran atas tensi geopolitik seputar aksi Korea Utara menutup sentimen positif tersebut dan kembali menekan nilai tukar dolar Amerika, terutama terhadap mata uang yen Jepang sebagai aset safe haven.
“Jika ancaman (geopolitik) bertahan dan pasar tetap resah mengenai Korea Utara, pergerakan dolar terhadap yen tetap berada dalam tekanan penurunan,” ujar Imre Speizer, pakar strategi pasar di Westpac Banking Corp.
Pada Kamis pagi tadi, nilai tukar rupiah dibuka naik sembilan poin menjadi Rp 13.324 per dolar Amerika.