TEMPO.CO, Sumenep - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi lahan pegaraman milik PT Garam (Persero) di Desa Marengan Laok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Ia turut menyaksikan panen raya yang mulai terjadi di Pulau Garam tersebut, sekaligus menjalankan amanat Presiden RI Joko Widodo untuk melihat langsung persoalan garam.
"Saya kemari atas perintah Presiden untuk melihat masalah garam, kenapa bertahun-tahun masih impor garam dan petani makin menderita," kata dia kepada wartawan di Pegaraman Sumenep I, Rabu, 30 Agustus 2017.
Simak: Garam Langka, Jokowi Panggil Menteri dan PT Garam
Luhut menilai, garam rakyat harus ditangani secara profesional. Pihaknya mengakui jika selama ini urusan garam rakyat tidak dikelola secara profesional. "Selama ini tidak. Dibiarkan. Padahal pemerintah secara undang-undang punya kewajiban untuk menyiapkan infrastruktur dan prasarana," tutur dia.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, total terdapat 25 ribu hektare lahan pegaraman di Indonesia sampai tahun 2016. Lahan milik PT Garam sendiri mencapai 5.340 hektare di pulau Madura, Jawa Timur, dan Bippolo, Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Sumenep, lahan pegaraman aktif berkisar 1.500 hektare, yang kini tengah panen raya.
Untuk itu, kata Luhut, pemerintah menargetkan swasembada garam pada tahun 2019. Pada tahun itu, diperkirakan lahan pegaraman mencapai 42 ribu hektare. "Kalau 42 ribu hektare ini jalan, maka total produksi garam 4,2 juta ton."
Menurut Sekretaris Perusahaan PT Garam, Hartono, lahan garam rakyat di Indonesia potensi lahan pegaraman di Jawa dan Madura sudah maksimal. Upaya yang dapat dioptimalkan ialah intensifikasi lahan. Sebaliknya, potensi besar masih ada di Teluk Kupang yang mampu diperluas sekitar 8.000 hektare. "Lahan pegaraman uji coba milik PT Garam di Bippolo, NTT seluas 400 hektare bisa menghasilkan 40 ribu ton per tahun," katanya.
Musim ini PT
Garam memproyeksikan jumlah produksi garam bahan baku sebesar 300 ribu ton pada periode September-Desember 2017. Untuk garam rakyat secara nasional, diprediksi dapat menghasilkan garam bahan baku sebesar 1 juta ton. Jika ditambahkan pasokan impor sebesar 75 ribu ton, total suplai garam nasional tahun ini sebesar 1.375.000 ton.
ARTIKA RACHMI FARMITA