TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Panky Tri Febiyansah, menyatakan proyek tol laut akan tetap terus berjalan sesuai target awal. Optimisme tersebut ada meski baru-baru ini terjadi operasi tangkap tangan terhadap Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Anthonius Tonny Budiono oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Yang penting komitmen dari Pak Menteri dan ujung tombak program ini (tol laut) ada di Presiden,” kata Panky, di media center LIPI, Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2017.
Panky menekankan dalam tol laut, salah satu konsep pentingnya adalah agar tak hanya dari pelabuhan ke pelabuhan. “Tapi pembangunan jalan juga seharusnya terintegrasi.” Namun hal itu hanya bisa berlangsung jika pemerintah mau berkomitmen menjalankannya dengan lebih baik, juga mendengarkan masukan rekomendasi dari LIPI.
Lebih jauh, Panky menyebutkan, operasi tangkap tangan menunjukkan adanya dugaan korupsi terkait dengan proyek, dalam hal ini adalah proyek pengerukan pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. “Itu penyalahgunaan. Dan sebuah aktivitas pasti ada potensi risiko pengerjaan,” katanya.
Panky memberikan gambaran mengenai sedimentasi dari proses alam di hampir terjadi seluruh pelabuhan. Oleh karena itu, pengerukan harus selalu dilakukan dan membutuhkan biaya.
Kalau tidak dilakukan pengerukan, menurut Panky, kapal besar tidak akan dapat masuk pelabuhan. “Saat ini peraturannya (pengerukan) masih dipegang oleh Kementerian Perhubungan," ucapnya.
Tol laut merupakan salah satu program prioritas Presiden Jokowi di sektor kemaritiman. Tol laut bertujuan membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan yang melayani tanpa henti dari Sabang sampai Merauke.
HENDARTYO HANGGI